Rabu 23 Mar 2011 16:02 WIB

Barat tak Punya Penyeimbang, Indonesia Harus Berperan

Indria Samego
Indria Samego

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Pengamat Politik LIPI, Indria Samego, memaparkan pola yang dilakukan AS dan negara-negara Barat tidak berubah. Mereka tetap memanfatkan PBB untuk membenarkan kepentingannya. Padahal, dari sisi kemanusiaan, agresi militer Barat di Libya tidak lah bisa dibenarkan. "Saya melihat kebijakan agresi tidak lagi proporsional dalam menyelesaikan masalah," paparanya.

Karena itu, Indria menyarankan agar Indonesia lebih banyak berperan. Sebab, gejala semacam ini menandakan ketiadaan kekuatan penyeimbang guna mencegah kebijakan agresi itu dilakukan pada negara-negara lain, khususnya dunia islam. "Kita punya forum PBB yang bisa menjadi medium pembahasan khusus. Nyatanya, para diplomat kita seolah kalah sebelum berperang. Kita harus aktif," kata dia.

Setidaknya, ada dua hal yang disarankan Indria terkait agresi Libya. Pertama, memperkuat lobi internasional baik bilateral maupun multilateral kepada AS dan negara-negara sekutunya. Kedua, lakukan pendekatan Libya melalui pemimpinya Muamar Qaddafi. Menurut dia, pendekatan itu lebih menitik beratkan pada sikap legowo Qaddafi untuk mundur.

Disinggung soal mandeknya peran Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab, Indria mengatakan kedua organisasi itu boleh dibilang hanya memuat kepentingan monolitik. Maksudnya, persatuan mereka berdasarkan musuh bersama. Jadi, ketika musuh itu tidak ada, maka masing-masing anggotanya ribut sendiri. "Tidak masalah, tanpa kedua organisasi itu, Indonesia masih punya ASEAN. Tidak ada masalah meski tanpa corong, kita masih bisa bersuara," pungkas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement