Kamis 21 Feb 2019 20:04 WIB

Cina Hentikan Impor Batu Bara dari Australia

Langkah Cina hentikan impor batu bara dari Australia dinilai politis.

Red: Nur Aini
Tambang batu bara, ilustrasi
Tambang batu bara, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Produsen batu bara Australia menghadapi pukulan keras baru menyusul keputusan otoritas Cina yang melarang impor komoditas batu bara yang tidak terbatas. Hal itu menyusul pemberlakukan rezim kuota impor baru yang ketat.

Kantor berita Reuters melaporkan otoritas bea cukai yang berbasis di pelabuhan kunci di bagian utara Cina, Dalian telah menghentikan impor batu bara Australia. Cina berencana menetapkan kebijakan pembatasan impor melalui pelabuhan mereka sebesar 12 juta ton per tahun.

Baca Juga

Langkah ini tampak politis, mengingat hanya batu bara Australia saja yang menjadi target dari kebijakan tersebut. Kantor berita Reuters mengatakan impor batu bara dari Rusia dan Indonesia tidak terpengaruh peraturan baru ini.

Berita larangan itu langsung membuat nilai dolar Australia jatuh di perdagangan sore hari. Pada pukul 6:00 sore (AEST) nilai tukar mata uang dolar Australia jatuh hingga 71 sen AS, setelah sempat bergerak naik pada level 72 sen AS setelah data kinerja lebih kuat dari yang diperkirakan pada hari sebelumnya.

Otoritas bea cukai Dalian mengawasi impor melalui lima pelabuhan - Dalian, Bayuquan, Panjin, Dandong dan Beiliang - pelabuhan utama bagi produksi baja industri berat di utara Cina.

Berpotensi meluas ke batu bara jenis lain

Saat ini, larangan impor masih berpusat pada batu bara jenis kokas yang digunakan dalam pembuatan baja. Tetapi dikhawatirkan akan meluas ke pelabuhan lain dan terhadap batu bara termal yang digunakan dalam pembangkit listrik.

Sebelum pemberlakukan larangan impor ini diumumkan, sejumlah eksportir batu bara Australia mengaku telah mengalami pelambatan yang signifikan dalam proses memindahkan batu bara melalui pelabuhan-pelabuhan Dalian. Waktu rata-rata untuk memproses muatan melambat drastis dari 25 hari menjadi 40 hari sejak awal tahun.

Salah satu sumber di industri batu bara mengatakan penundaan serupa sekarang terjadi di pelabuhan Cina lainnya yang menangani batu bara kokas dan termal. Batu bara saat ini menjadi komoditas ekspor Australia yang paling bernilai yang menghasilkan pendapatan 64 miliar dolar AS, dan Cina mengonsumsi sekitar seperempat dari total pengiriman.

Analis komoditas CBA, Vivek Dhar, mengatakan larangan seperti itu hanya berdampak pada sebagian kecil dari ekspor batu bara Australia, tetapi Dhar mengungkapkan kekhawatirannya aksi pelarangan impor ini akan menyebar dengan cepat.

"Ini telah menguatkan ketakutan bahwa sesuatu sedang terjadi, bahwa Cina menargetkan batu bara Australia," kata Dhar.

Menteri Perdagangan meminta klarifikasi

Sementara itu, Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan dirinya telah memerintahkan duta besar Australia di Beijing untuk meminta klarifikasi tentang laporan Reuters ini. Dia mengatakan akan bekerja sama dengan industri batu bara dalam hal akses pasar.

"Cina adalah mitra yang bernilai bagi Australia dan kami percaya bahwa komitmen perjanjian perdagangan bebas kami satu sama lain akan terus dihormati," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Australia adalah, dan akan terus menjadi, pemasok sumber daya yang dapat diandalkan di seluruh dunia. Ekspor batu bara Australia ke Cina pada kuartal keempat 2018 lebih tinggi dalam volume dan nilai dibandingkan periode yang sama pada 2017."

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-02-21/china-larang-impor-batubara-dari-australia/10835772
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement