CANBERRA-- Kota Melbourne adalah salah satu kota Australia yang memiliki berbagai pusat kesenian dan budaya. Para pekerja seni dari seluruh dunia aktif bekerja di kota ini. Salah satu dari mereka adalah Ayleen O’Hanlon dan Rani Pramesti. Keduanya dikenal aktif membangun kerja sama seni antara Indonesia dan Australia.
Ayleen O'Hanlon, ketua panitia acara ‘Building Creative Connections between Australia and Indonesia’ yang diadakan oleh Australia Indonesia Youth Association (AIYA) dan Asialink, mengatakan bahwa dia melakukan ini untuk mempromosikan hubungan yang tercipta melalui seni antara Australia dan Indonesia.
“Orang seperti Tristan dan Tim, mereka tinggal di Yogya selama enam bulan, mereka harus belajar Bahasa Indonesia, belajar tentang budaya, kenalan sama orang di tempat itu, dan bagaimana pandangan mereka, dan bagaimana mereka membuat kesenian mereka juga. [Ini membangun] hubungan grassroot biar mereka kolaborasi.”
Rani Pramesti, mahasiswi bidang teater dan film pada sekolah seni bergengsi, Victorian College of the Arts akan ‘berkolaborasi’ dengan berbagi meja panelis bersama dengan musisi Tristan Coleman dan seniman Tim Woodward yang dua-duanya telah berkarya di Indonesia dan Australia. Rani mengatakan dirinya merasa bahwa masih banyak yang bisa dilakukan untuk meningkatkan wawasan seniman Australia mengenai Indonesia. “Ini ironis banget, kenapa negara tetangga, dosen-dosen saya yang banyak pengalamannya, dengan bentuk kesenian di Indonesia kok nggak punya pengetahuan itu.”
Ayleen O’Hanlon sudah melakukan beberapa pementasan musik di Indonesia, dan dia mengatakan telah mempelajari banyak hal dalam pengalamannya tersebut terutama dalam semangat membangun komunitas. Kini, dan dia ingin mengembangkan diskusi tentang ini di Australia.
“Kami coba untuk mulai wacana baru mengenai peran pemuda dalam bidang kesenian, karena sampai sekarang engga ada cukup kesempatan untuk bicara bagaimana kolaborasi antara Indonesia dan Australia bisa lebih berkembang.”