Selasa 13 Oct 2015 12:08 WIB

Lalat Putih Biang Penyebab Kelaparan di Afrika

Hama lalat putih menghancurkan 50 persen tanaman pangan warga Afrika Utara
Foto: abc
Hama lalat putih menghancurkan 50 persen tanaman pangan warga Afrika Utara

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Tim ilmuwan di Perth berusaha memerangi kelaparan di dunia dengan menggunakan super komputer riset paling besar di belahan Bumi selatan.

Pakar Komputasi Biologi Amerika Serikat, Laura Boykin bertandang ke Perth untuk memimpin tim ilmuwan yang berusaha memberantas penyebaran lalat putih di Afrika Timur yang menghancurkan sejumlah tanaman pangan di kawasan tersebut.

Lalat putih ini merupakan hama global, kecuali di negara-negara di Benua Afrika yang tidak termasuk Afrika Utara (Afrika Sub Sahara) yang merupakan wilayah asal hama ini.

 

Hama lalat putih telah menjadi biang penyebab hampir 50 persen kerusakan umbi yang disebut singkong.

 

"Singkong merupakan bahan pangan penting bagi lebih dari 800 juta orang yang mengandalkan singkong sebagai sumber kebutuhan kalori mereka sehari-hari,” kata Dr Boykin.

 

"Lalat putih ini menyebarkan dua jenis virus di Afrika Timur dimana tanaman singkong akan mati dan petani akan sangat kelaparan dalam waktu yang lama,’ katanya.

 

Sebagai bagian dari dana hibah yang diberikan oleh lembaga Bill dan Melinda Gates, Boykin dan timnya di Universitas Western Australia tengah berusaha mengidentifikasi DNA dari spesies yang bertanggung jawab atas kepunahan benih tersebut.

 

"Hingga 2007, orang-orang mengira hanya ada satu spesies lalat putih. Sekarang kita tahu kalau ternyata ada sedikitnya 34 jenis spesies lalat putih di seluruh dunia,” katanya.

 

"Peran kami disini adalah untuk mengidentifikasi musuh-musuhnya terutama agar kita bisa menyerahkan kepada petani tanaman singkong yang tahan terhadap hama lalat putih dan juga virus yang dibawanya,”

 

Super Komputer Magnus berada di Taman Teknologi Pusat Super Komputer Pawsey di Bentley.

 

Direktur Eksekutif Pawsey, Neil Stringfellow mengatakan riset lalat putih yang dilakukan tim Boykin akan mustahil dilakukan tanpa super komputer.

 

"Sesuatu yang sebelumnya dilakukan selama bertahun-tahun untuk memprosesnya kini bisa dilakukan dalam hitungan menit, jam atau beberapa hari saja dalam sejumlah kasus,” Stringfellow mengatakan

 

Riset yang dilakukan Boykin  ini tengah diamati PBB.

 

Dia baru-baru ini kembali dari New York dimana dia dipilih dari 14 orang untuk menghadiri pertemuan Solusi PBB. Pertemuan ini akan membahas 17 target global mulai dari mengakhiri kemiskinan dan pengentasan kelaparan.

 

"Riset yang kami lakukan mencakup kedua target global tersebut. Menurutnya memiliki hubungan dengan ilmuwan dan petani di AfrikTimur merupakan element penting. Sebanyak 80 persen petani disana adalah perempuan,” katanya

 

"Ada yang sangat kuat tapi ada juga yang sangat rentan, mereka terkadang merupakan kelompok warga paling kuat dan tangguh,”

 

"bertemu dengan mereka, mengetahui apa yang mereka alami itu merupakan alasan yang membuat saya terbangun di pagi hari,”

 

"Tidak boleh lagi ada warga yang kelaparan pada 2015.”

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-10-13/superkomputer-bantu-ilmuwan-perth-temukan-cara-berantas-kelaparan-di-dunia/1502874
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement