REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rashida Tlaib, wanita Muslim keturunan Palestina pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dijadwalkan dilantik pada Kamis (3/12). Ia akan disumpah menggunakan Alquran milik presiden ketiga AS, Thomas Jefferson.
Tlaib yang terpilih sebagai anggota Kongres mewakili Negara Bagian Michigan, cukup antusias menyambut momen pelantikannya.
"Ini penting bagi saya karena banyak orang Amerika memiliki perasaan bahwa Islam, entah bagaimana, asing bagi sejarah Amerika," katanya kepada Detroit Free Press, dikutip laman the Times of Israel.
Menurut Tlaib, Islam telah menjadi bagian dari sejarah Amerika. Beberapa bapak pendiri negara, telah tahu lebih banyak tentang Islam daripada beberapa anggota Kongres sekarang.
Baca juga, Menang, Tlaib Jadi Muslimah Pertama di Kongres AS.
Kendati demikian, saat pelantikannya nanti, Tlaib mengatakan tidak akan menyinggung tentang poin agama. "Saya percaya pada pemerintahan sekuler (dan) sumpah saya pada Alquran adalah tentang saya menunjukkan bahwa orang-orang Amerika terdiri dari beragam latar belakang dan kita semua memiliki cinta serta keadilan," ucap Tlaib.
Menurutnya, hal itu sejalan dengan pemikiran Nabi Muhammad SAW. "Nabi Muhammad selalu berbicara tentang kebebasan dan keadilan," katanya.
Bila nanti resmi menjabat sebagai anggota Kongres, Tlaib telah memiliki rencana mengajak anggota parlemen AS berkunjung ke Tepi Barat, Palestina. Kunjungan itu akan fokus melihat beberapa persoalan di sana, seperti penahanan anak-anak Palestina secara sewenang-wenang oleh aparat Israel, sulitnya akses pendidikan, dan lainnya.
Kendati demikian, Tlaib belum dapat memastikan kapan kunjungan ke Tepi Barat dapat dilakukan. Ia hanya menyebut dalam kunjungan itu dia akan turut melibatkan kelompok advokasi Palestina.
Tlaib adalah anak dari pasangan imigran Palestina. Kampung halamannya berada di Beit Ur al-Fauqa, Tepi Barat. Orang tuanya pindah ke AS pada 1975, setahun sebelum Tlaib lahir.
Tlaib belajar politik dan kemudian hukum di Wayne State University. Ia lulus pada 2004. Sebelum memulai karier sebagai politisi, Tlaib adalah pengacara dan aktivis komunitas. Prestasi politik pertamanya dicapai pada 2008, yakni ketika dirinya terpilih sebagai wanita Muslim pertama di Dewan Perwakilan Michigan.
Kemenangan Tlaib dalam memperebutkan kursi Kongres terjadi ketika fenomena Islamofobia masih merebak di seluruh wilayah AS. Hal itu tak bisa dipisahkan dari retorika kampanye Donald Trump pada pilpres AS 2016.