Kamis 07 Feb 2019 21:52 WIB

Rusia Pertahankan Dukungan untuk Maduro

Pemerintahan Venezuela terbelah yakni antara kepemimpinan Maduro dan Guaido.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Nicolas Maduro
Foto: EPA-EFE/Miguel Gutierrez
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia menyatakan tetap mendukung pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Rusia tak mengikuti langkah sejumlah negara Eropa yang mengakui pemimpin oposiso Juan Guaido sebagai presiden sementara.

"Posisi Kremlin tidak berubah," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis (7/2), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Ia pun sempat ditanya awak media apakah Rusia sedang bersiap mengevakuasi Maduro dari Venezuela, mengingat semakin banyaknya dukungan asing terhadap Guaido. "Tidak. Masalah ini belum dibahas atau diangkat," kata Peskov.

Pernyataan Peskov muncul setelah Bloomberg, mengutip sumber anonim, melaporkan bahwa Rusia mulai meragukan perlunya tetap memberi dukungan terhadap Maduro. "Rusia mulai menunjukkan tanda-tanda keraguan tentang kemampuannya untuk bertahan dalam tantangan oposisi," kata sumber yang dikutip Bloomberg.

Maduro Sebut Eropa Dukung Intervensi AS di Venezuela

"Sementara Moskow tidak menyerah dukungan publiknya dari Maduro, semakin mengakui bahwa keadaan bencana ekonomi Venezuela tak terelakkan, menguras apa yang tersisa dari dukungan publiknya," ujar sumber tersebut.

Venezuela sedang menghadapi krisis politik. Pemerintahan di negara itu terbelah dua, yakni antara kepemimpinan Maduro dan Guaido. Hal itu terjadi sejak bulan lalu, tepatnya ketika Majelis Nasional Venezuela yang dipimpin oposisi menyatakan bahwa pemerintahan Maduro tidak sah.

Setelah itu, Guaido selaku pemimpin oposisi memproklamirnya dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. Dia pun mendapat dukungan serta pengakuan dari AS, Israel, dan Australia.

Sejumlah negara Eropa, seperti Spanyol, Jerman, Inggris, Prancis, Portugal, Denmark, Austria, Georgia, Albania, dan Belanda, turut mendukung kepemimpinan Guaido. Dukungan diberikan setelah Maduro mengabaikan ultimatum negara-negara terkait yang memintanya segera melaksanakan pemilu baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement