Selasa 24 Jul 2018 05:44 WIB

Ratusan Ribu Anak di Cina Dilaporkan Terpapar Vaksin 'Rusak'

Vaksin yang diketahui rusak telah ditarik kembali.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andri Saubani
Ilustrasi vaksin flu burung.
Foto: ANTARA
Ilustrasi vaksin flu burung.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ratusan ribu anak di Cina dilaporkan terpapar vaksin yang 'rusak' dalam protokol vaksinasi wajib di Cina. Vaksin dalam kondisi buruk itu diketahui milik produsen vaksin Changchun Changsheng Biotechnology.

Sedikitnya terdapat 113 ribu dosis vaksin rabies dari perusahaan itu dalam kondisi tidak sempurna. Ditambah dengan 253.338 vaksin 'rusak' untuk difteri dan tetanus yang sudah terlanjur dijual ke Provinsi Shandong.

Vaksin yang diketahui rusak telah ditarik kembali, tetapi belum jelas efek samping pada anak yang terlanjur menerimanya. Pada November 2017, 400 ribu dosis vaksin difteri dan tetanus yang diproduksi Wuhan Institute of Biological Products juga rusak.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Cina mengatakan perusahaan yang terlibat dalam kasus tersebut akan ditindak tegas secara hukum tanpa toleransi. Hingga saat ini, lima eksekutif Changchun Changsheng Biotechnology sudah dipanggil untuk dimintai keterangan.

Presiden Cina Xi Jinping menyebut masalah ini keji dan mengejutkan. Dia meminta otoritas lokal segera "membuang racun dari tulang" ketika tim menyelidiki insiden tersebut. Sementara, Perdana Menteri Cina Li Keqiang mengatakan perusahaan telah melanggar moral.

Pengamat kesehatan Sophie Cairns mengatakan, upaya Cina untuk mereformasi sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan aksesnya perlu diapresiasi. Akan tetapi, memastikan ribuan produsen obat lokal mengikuti standar keamanan masih menjadi hal sulit.

"Masalah ini tidak dapat diatasi dalam semalam. Pemerintah perlu merekrut dan melatih sejumlah regulator," kata Cairns yang merupakan analis layanan kesehatan Asia Pasifik di IHS Markit, dikutip dari laman Axios.

n Shelbi Asrianti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement