Senin 24 Sep 2018 19:11 WIB

Kisah Aldi Terombang-ambing 50 Hari di Laut Lepas

Aldi ditemukan dan diselamatkan di perairan Guam.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Peta negara kecil Guam yang terletak di Samudera Pasifik
Foto: Wikipedia
Peta negara kecil Guam yang terletak di Samudera Pasifik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aldi Novel Adilang (19 tahun), warga Negara Indonesia (WNI) asal Manado, Sulawesi  Utara, hampir 50 hari terombang-ambing di lautan lepas sebelum akhirnya ditemukan dan diselamatkan di perairan Guam pada 31 Agustus 2018.

Sehari-hari Aldi bekerja sebagai penjaga lampu di rompong atau penangkaran ikan di laut yang terletak sekitar 125 kilometer dari pesisir Utara Manado.

"Karena rakit Aldi lepas dan arus air laut sangat deras, sejak 14 Juli 2018, dia hanyut dan terbawa hingga perairan Guam," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, Senin (24/9).

Pada 31 Agustus 2018, pukul 09.45 waktu setempat, Aldi diselamatkan oleh kapal kargo berbendera Panama, MV Arpeggio. Kemudian ia dibawa merapat ke Pelabuhan Tokuyama, Yamaguchi pada 6 September 2018.

Setelah tiba di Pelabuhan Tokuyama, Aldi diperiksa kesehatannya oleh Japan Coast Guard, sebelum dinyatakan sehat dan dapat dipulangkan ke Indonesia.

Selanjutnya pada 8 September 2018, KJRI Osaka memfasilitasi kepulangan Aldi ke Tanah Air menggunakan maskapai Garuda Indonesia.

Aldi tiba di Manado, kampung halamannya, pada 9 September 2018 pukul 10.20 WITA.

Iqbal mengemukakan, bahwa Aldi telah berkumpul dengan keluarganya di Wori, Manado, dan dalam keadaan sehat. Hanya saja, tidak menjelaskan secara detail bagaimana cara Aldi bertahan hidup

Membakar ikan

Aldi hanya memiliki persediaan terbatas saat berada di tengah laut. Ia pun  menangkap ikan dan memasaknya dengan membakar pagar kayu rompong.

"Dia mengatakan dia takut dan sering menangis saat terkatung-katung," ujar Fajar Firdaus, seorang diplomat Indonesia di Osaka, Jepang, dilansir di BBC, Senin (24/9).

"Setiap kali dia melihat sebuah kapal besar, katanya, dia berharap, tetapi lebih dari 10 kapal telah berlayar melewatinya. Tidak ada yang berhenti atau melihat dia," kata Fajar.

Pada 31 Agustus, Aldi mengirim sinyal radio darurat setelah melihat MV Arpeggio di dekatnya. Dia dijemput oleh kapal Panama di perairan Guam.

Menurut pernyataan dari Konsulat Jenderal Indonesia di halaman Facebook Osaka, kapten kapal menghubungi penjaga pantai Guam, yang menginstruksikan kru untuk membawanya ke Jepang, tujuan kapal tersebut.

Aldi tiba di Jepang pada 6 September dan terbang kembali ke Indonesia dua hari kemudian. Ia sekarang telah bersatu kembali dengan keluarganya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement