Senin 11 Feb 2019 15:29 WIB

Media Asing Soroti Polisi yang Interogasi Tahanan Pakai Ular

Polisi di Papua disebut mengaku telah meminta maaf.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Ditangkap Polisi
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Ditangkap Polisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media asing menyoroti interogasi polisi Papua terhadap tahanan dengan menggunakan ular.  Video tentang insiden tersebut beredar di internet dan menjadi viral. Dalam video itu terlihat seorang lelaki berteriak ketakutan ketika interogatornya tertawa.

Seperti dilansir Fox News, Polisi di Papua mengaku telah meminta maaf. Namun mereka juga berusaha untuk membenarkan tindakan para petugas dengan mengatakan ular itu tidak berbisa. Mereka juga tidak melakukan pemukulan terhadap pria itu, yang dicurigai melakukan pencurian.

Pengacara hak asasi manusia Veronica Koman yang mengedarkan video tersebut, mengatakan pada Ahad (10/2), metode interogasi seperti ini adalah penyiksaan dan melanggar kebijakan polisi serta beberapa undang-undang.

Dia mengatakan, video ini merupakan yang terbaru dari beberapa pejabat polisi dan militer yang menggunakan ular untuk meneror tahanan Papua. Hal ini juga dinilai merupakan gejala budaya rasisme terhadap penduduk asli Papua.

"Sam Lokon, anggota Komite Nasional Papua Barat, yang mengadvokasi kemerdekaan dari Indonesia, dimasukkan ke sel dengan ular dan juga dipukuli setelah ditangkap pada Januari," kata Koman dilansir the Guardian, Senin (11/2).

Menurut Koman, adanya video tersebut telah memaksa polisi untuk meminta maaf, hal yang sangat jarang terjadi. Dia juga mengkritik upaya polisi untuk melakukan pembenaran atas hal tersebut.

Video ini berdurasi satu menit dan 20 detik dan menunjukkan ular coklat gelap, setidaknya dua meter, melilit leher dan pinggang tersangka yang diborgol dan seorang petugas mendorong kepala hewan itu ke wajah pria itu ketika ia semakin ketakutan.

Petugas tampaknya bertanya berapa kali ia telah mencuri ponsel. Kepala polisi Jayawijaya, Tonny Ananda Swadaya mengatakan, para petugas yang melakukan hal itu telah diberikan pelatihan etika dan dipindahkan ke lokasi lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement