Senin 04 Mar 2019 04:34 WIB

Turki Siap Bantu Redam Ketegangan Pakistan dan India

Meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan tidak akan memberikan keuntungan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Israr Itah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo/Richard Drew
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan siap membantu meredam ketegangan antara Pakistan dan India. Menurut dia, meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan tidak akan memberikan keuntungan bagi siapa pun.

Dilansir dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Senin (4/3), Erdogan dalam kampanye di Trabzon, di wilayah Laut Hitam Turki, juga menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Pakistan menyerahkan pilot asal India yang jatuh dalam ketegangan baru-baru ini. Erdogan berharap bahwa India bisa melakukan hal serupa.

Baca Juga

Jumat kemarin, seorang pilot India yang terlibat dalam konflik antarnegara tetangga yang bersenjata nuklir, Komandan Wing Abhinandan Varthaman, diserahkan kepada pemerintah India oleh Pakistan.

Varthaman ditahan di Pakistan setelah pesawatnya jatuh pada Rabu lalu, dalam pertempuran udara dengan jet Pakistan di sepanjang perbatasan de facto Kashmir. Sehari kemudian, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengumumkan pembebasannya dengan isyarat niat baik.

Ketegangan antara kedua negara terjadi menyusul serangan bom bunuh diri yang menewaskan 40 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir yang dikendalikan India pada 14 Februari. India menyalahkan Pakistan atas insiden tersebut. Sementara Pakistan membantah terlibat penyerangan.

Amerika Serikat, Cina dan kekuatan dunia yang lain mendesak kedua negara untuk menahan diri. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga menyerukan perundingan.

"Sejarah mengajarkan pada kita bahwa perang selalu penuh salah perhitungan. Pertanyaan saya adalah dengan memperhitungkan senjata yang kita miliki, apakah kita bisa mencapai salah perhitungan," kata Khan dalam pidato singkat di televisi yang disiarkan secara nasional. "Kita harus duduk dan berbicara."

Pakistan dan India telah tiga kali berperang sejak merdeka dari pemerintahan kolonial Inggris pada 1047. Dari tiga perang itu, dua di antaranya adalah masalah Kashmir. Pakistan telah menutup wilayah udaranya, sehingga memaksa penerbangan komersial untuk mengubah arah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement