Jumat 15 Mar 2019 13:08 WIB

Sekitar 30 Orang Meninggal di Penembakan Masjid Christchurch

Para korban belum dapat diidentifikasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Petugas medis mengevakuasi korban penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).
Foto: AP Photo/Mark Baker
Petugas medis mengevakuasi korban penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush mengatakan sekitar 30 orang meninggal dunia dalam insiden penembakan di dua masjid di Christchurch, Jumat (15/3). Namun, para korban belum dapat diidentifikasi.

"Ini benar-benar tragis, begitu banyak orang yang menjadi korban. Kami belum memiliki identitas mereka yang telah meninggal karena tempat-tempat itu terkunci," kata Bush, dikutip laman New Zealand Herald.

Baca Juga

Dia mengungkapkan empat orang yang diduga sebagai pelaku telah ditangkap dan ditahan. Mereka terdiri dari tiga pria dan seorang wanita. Kendati demikian, Bush tidak menutup kemungkinan akan ada pelaku lainnya yang ditangkap.

Hingga kini penyelidikan terhadap keempat terduga pelaku masih dilakukan. Bush mengaku belum dapat menyimpulkan tentang motif di balik aksi penembakan tersebut.

Oleh sebab itu, penembakan terhadap dua masjid di Christchurch belum akan disebut sebagai serangan teroris. Kendati demikian, situasinya memang sangat serius.

"Kami saat ini berhadapan dengan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Selandia Baru. Ini sangat gawat, sangat serius," ujar Bush.

Dia menyayangkan adanya video yang mendokumentasikan aksi penembakan tersebar di media sosial. "Seharusnya tidak di domain publik," ucapnya seraya menambahkan kepolisian akan berupaya menghapusnya.

Aksi penembakan di dua masjid di Christchurch terjadi saat umat Muslim di sana menunaikan shalat Jumat. Terdapat ratusan orang di dalam masjid, enam di antaranya adalah warga negara Indonesia (WNI).

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Selendia Baru dilaporkan telah berhasil menghubungi tiga WNI. Namun, tiga WNI lainnya belum diketahui kabarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement