Jumat 15 Mar 2019 14:58 WIB

Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru Sebut Dirinya Teroris

Pelaku penembakan masjid Selandia Baru merekam aksi kejahatannya.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
 File foto tidak bertanggal menunjukkan Masjid Al Noor di Deans Avenue, tempat penembakan massal, di Christchurch, Selandia Baru, (15/3/2019).
Foto: EPA-EFE/Martin Hunter
File foto tidak bertanggal menunjukkan Masjid Al Noor di Deans Avenue, tempat penembakan massal, di Christchurch, Selandia Baru, (15/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH — Pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru merekam aksi kejahatannya dan menayangkan secara langsung di media sosial pada Jumat (15/3). Bahkan, ia tidak ragu mengajak orang-orang, khususnya anak muda untuk mengikuti atau berlangganan akun miliknya.

“Ingat untuk berlangganan ke PewDiePie,” ujar pelaku yang terlihat sebagai pria dengan baju berwarna hitam dalam video tersebut, dilansir Sputnik, Jumat (15/3).

Baca Juga

Ia mengatakan hal itu selayaknya vlogger yang mengajak orang-orang untuk menonton video mereka. Bahkan, ucapan itu datang hanya sesaat sebelum ia melangkah masuk ke salah satu masjid, yaitu Masjid Al Noor.

Pelaku nampaknya menggunakan kamera GoPro untuk merekam aksi brutalnya. Ia terlihat memfilmkan dirinya saat masuk ke dalam masjid dan menembak para jamaah dengan senapan semi-otomatis.

Dalam video itu, tampak puluhan orang terluka dan bahkan nampaknya sudah kehilangan nyawa. Pelaku juga mengatakan identitasnya sebagai Brenton Tarran, seorang warga Australia berusia 28 tahun.

Tarran menggambarkan bahwa aksi brutalnya tersebut adalah serangan teroris. Ia dengan bangga juga menyebut bahwa dirinya adalah seorang fasis.

Tak hanya itu, Tarran mengatakan bahwa aksinya terinspirasi oleh perjalannya ke Prancis pada 2017. Saat itu, ia mengaku kecewa melihat banyaknya kota di negara itu yang disebut ‘telah diinvasi’ oleh orang-orang non-kulit putih.

Tarran menuturkan bahwa apa yang dilakukan olehnya juga sebagai balas dendam atas serangan yang terjadi di Eropa. Ia nampaknya sangat marah karena seorang siswi di Stockholm, Swedia bernama Ebba Akerlund tewas dibunuh oleh seorang pencari suaka yang juga merupakan Muslim di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement