Senin 18 Mar 2019 06:03 WIB

Xi Jinping Disebut akan Bertemu Paus

Pemerintah Cina memutus hubungan dengan Vatikan sejak 1951.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Xi Jinping
Foto: REUTERS/Lintao Zhang
Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Pejabat tinggi Vatikan mengatakan pemerintah Cina tidak harus khawatir dengan sikap permusuhan dan tidak percaya Gereja Katholik Roma. Pernyataan ini dikeluarkan ditengah spekulasi kedatangan Presiden Xi Jinping ke Italia pada pekan depan juga dalam rangka bertemu dengan Paus Fransiskus.

Pejabat Vatikan tersebut mengatakan Paus Fransiskus bersedia untuk bertemu dengan Xi dan menjadi perantara dengan Vatikan. Tapi Cina belum meminta pertemuan tersebut secara resmi. Jika hal itu terjadi maka Xi akan menjadi pemimpin Cina pertama yang bertemu dengan Paus.

Baca Juga

Kunjungan yang dimulai pada 20 Maret mendatang, akan menjadi kunjungan pertama  Xi ke Italia. Kunjungan ini dilakukan setelah Cina dan Vatikan membuat kesepakatan bersejarah pada September lalu tentang penunjukan Uskup di Cina.

Pemerintah Cina memutus hubungan dengan Vatikan sejak 1951. Mereka khawatir Gereja independen dapat merongrong kekuasaan politik.

"Takhta Suci tidak memiliki sikap tidak percaya atau bermusuhan terhadap negara mana pun," kata Sekretaris Negera Vatikan Kardinal Pietro Parolin dalam pengantar buku baru yang diterbitkan di Cina.

Buku tersebut berjudul The Church in China - A Future Yet to be Written. Dalam struktur hierarki Vatikan Parolin orang kedua setelah Paus. Jabatannya setara dengan Perdana Menteri.

"Pekerjaan Gereja Katolik di Cina tidak dapat dipisahkan dari sikap hormat, menghargai, dan mempercayai rakyat Cina dan pemerintahan mereka yang sah," tulis Parolin.

Pernyataan dalam pengantar ini tampaknya menjadi upaya Vatikan untuk meredam kekhawatiran Cina. Sementara itu kesepakatan bulan September memprakasai dialog langsung antara Vatikan dengan Cina yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Serta kemungkinan untuk memperbaiki hubungan diplomatik keduanya.

Parolin juga menulis hubungan antara Cina dan Vatikan yang sebelumnya terputus bisa dapat disambung kembali dengan cara baru. Hal itu termasuk menyatukan pendekatan yang melibatkan 'teologi, hukum, kerja pastoral dan diplomasi'.

Sudah menjadi kebiasaan untuk kepala negara yang mengunjungi Italia bertemu dengan Paus. Sumber Vatikan mengatakan pertemuan itu dapat dimasukan ke dalam jadwal Xi di menit-menit terakhir. Tapi juru bicara Vatikan mengatakan tidak sesuai dengan jadwal Paus.  

Kesepakatan September yang dibuat untuk 10 tahun kedepan memberikan Vatikan kemampuan memberikan suara atas pemilihan Uskup di Cina. Tapi ada banyak yang mengkritik kesepakatan tersebut terlebih dari kelompok Katholik konservatif.

Menurut mereka, kesepakatan itu menjual Gereja ke pemerintahan Komunis. Diperkirakan ada 12 juta penganut Katholik di Cina.

Mereka terpecah menjadi dua kelompok, gereja bawah tanah yang bersumpah setia pada Vatikan dan Asosiasi Katholik Patriotik yang diawasi negara. Sekarang keduanya mengakui Paus.

Banyak yang percaya kesepakatan September menjadi awal membaiknya hubungan diplomatik Cina dan Vatikan. Artinya ada kemungkinan Vatikan memutus hubungan dengan Taiwan. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement