Kamis 25 Apr 2019 19:34 WIB

Taliban Serang Milter Afghanistan di Farah, 9 Meninggal

Taliban tak kunjung berhenti menyerang militer Afghanistan.

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
Milisi Taliban (ilustrasi)
Foto: english.alarabiya.net
Milisi Taliban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — Pihak berwenang Afghanistan melaporkan Taliban menyerang pasukan keamanan di Provinsi Farah, wilayah barat negara itu pada Rabu (24/4). Sebanyak sembilan polisi menginggal dunia dalam kejadian ini. 

Pejabat Provinis Farah, Abdul Samad Salehi mengatakan rombongan pasukan keamanan sedang berusaha menjinakkan bom yang ada di pinggir jalan. Hingga kemudian, serangan yang diduga dilakukan Taliban terjadi.  

Baca Juga

Taliban disebut menyergap rombongan pasukan keamanan tersebut. Tak lama setelahnya, anggota kelompok militan itu juga menyerbu markas polisi yang ada di wilayah sekitarnya, yaitu Distrik Anardara.  

Beberapa jam setelah penyerbuan terjadi, bantuan dari pasukan keamanan negara didatangkan dan berhasil kembali merebut kendali markas polisi tersebut. Hingga saat ini, belum ada klaim resmi dari Taliban mengenai serangan di Provinsi Farah .   

Namun, Taliban selama ini dikenal aktif di banyak wilayah di provinsi itu. Serangan yang menargetkan pasukan keamanan Afghanistan serta warga sipil juga masih terus dilakukan kelompok tersebut, meski proses perundingan damai yang diinisiasi oleh Amerika Serikat (AS) dilakukan.   

Upaya mengakhiri perang di Afghanistan telah meningkat sejak AS menunjuk utusan perdamaian Zalmay Khalilzad pada September tahun lalu. Dia telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan dengan Taliban.  

Meski demikian, Taliban menolak melakukan negosiasi dengan Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani, yang kelompok itu katakan sebagai ‘boneka AS’.

Situasi di salah satu negara Timur Tengah semakin  diperburuk dengan kehadiran Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang memanfaatkan situasi konflik dan membangun basis di wilayah timur dan utara.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement