REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Ibu kota komersial Myanmar, Yangon mengalami suhu tinggi mencapai 42 derajat Celsius sejak Jumat (26/4). Menurut catatan Deutscher Wetterdienst, tingginya suhu ini adalah rekor baru untuk Yangon.
Departemen Meteorologi dan Hidrologi di Myanmar membuat catatan baru untuk lima kota dan Yangon bukan yang terpanas. Kota dan pelabuhan Chauk, di tepi Sungai Irrawaddy di Myanmar tengah, mencapai suhu 45 derajat Celsius secara teratur sejak 12 April. Pada Kamis (18/4), Chauk mencapai 46,4 derajat Celsius atau lima derajat Celsius di atas rata-rata.
Udara dari sungai menjaga kelembaban relatif pada 25 persen. Namun, kondisi ini sulit untuk bertahan.
Direktur Jenderal Departemen Meteorologi dan Hidrologi U Kyaw Moe Oo memperingatkan suhu mungkin lebih tinggi dari suhu normal musim panas in. Kyam mengatakan, tahun ini adalah tahun El Nino sehingga cuaca akan lebih kering dan panas daripada cuaca normal pada umumnya.
Dilaporkan Aljazirah, Ahad (28/4), saat ini, El Nino lemah dan diperkirakan akan tetap lemah sepanjang musim panas. Menurut Kyaw, saat itu seharusnya mulai hujan di Yangon. Namun, hal itu akan menyebabkan penurunan suhu, tetapi dapat terjadi peningkatan kelembaban.
Namun demikian, kombinasi dari iklim pemanasan dan El Nino yang lemah di Pasifik dapat melemahkan hujan monsun dan memungkinkan akibat yang lebih panas daripada musim panas normal. Diketahui, suhu tinggi April sebelumnya tercatat mencapai 41,1 derajat Celsius. Catatan-catatan ini mengingatkan kembali pada kenaikan suhu di Myanmar pada 1881.