Jumat 17 May 2019 17:01 WIB

Indonesia Prioritaskan Timur Leste Terima Bantuan Teknis

Indonesia ingin melihat Timor-Leste sebagai negara yang makmur dan stabil.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Timor Leste di Kemenlu, Jakarta, Jumat (17/5).
Foto: dok. Kemenlu
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Timor Leste di Kemenlu, Jakarta, Jumat (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno L. P. Marsudi mengatakan Indonesia mendukung Timor Leste menjadi anggota ASEAN. Hal itu dikatakan Menlu saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Menlu dan Kerja Sama Republik Demokratik Timor-Leste, Dionísio Da Costa Babo Soares, Jumat (17/5) di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta.

Soares berada di Jakarta dalam rangka menindaklanjuti pengajuannya sebagai anggota ASEAN. Selain itu, kedua menteri membahas berbagai masalah terkait dengan kerja sama di wilayah Pasifik, negosiasi perbatasan antara Indonesia dan Timor-Leste, kerja sama bilateral dalam perdagangan dan investasi, serta dukungan pengembangan kapasitas.

Baca Juga

"Indonesia berkeinginan melihat Timor-Leste sebagai negara yang makmur dan stabil, didukung oleh perekonomian yang kuat dan sebagai bagian dari ASEAN. Itulah sebabnya Indonesia memprioritaskan Timor-Leste dalam program bantuan teknis Kerja Sama Selatan-Selatan," ujar Menlu Retno dalam rilis pers yang diterima Republika.co.id, Jumat.

photo
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Timor Leste di Kemenlu, Jakarta, Jumat (17/5).

Dalam pertemuan tersebut, Retno juga menginformasikan kepada Menlu Soares tentang persiapan "Pacific Exposition" mendatang di Auckland, Selandia Baru, 11-14 Juli 2019, yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia. Timor-Leste dilaporkan juga akan mengirimkan delegasi ke acara tersebut. Tujuannya, guna meningkatkan kerja sama di antara negara-negara Pasifik di bidang perdagangan dan investasi, konektivitas, serta seni dan budaya.

Mengenai masalah perbatasan, kedua menteri memandang negosiasi tentang batas darat antara Indonesia dan Timor-Leste sebagai prioritas dan mengharapkan negosiasi ini dapat diselesaikan dalam waktu dekat. Para menteri juga sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi, termasuk di wilayah perbatasan.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat Indonesia dan Timor-Leste yang tinggal di perbatasan tidak hanya mendorong pembangunan ekonomi tetapi juga mendukung terciptanya lingkungan damai. Untuk mendorong pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan kedua menteri juga membahas percepatan rencana pembangunan jembatan di perbatasan Mota Ain, yang menghubungkan Indonesia dan Timor-Leste.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement