Ahad 02 Jun 2019 05:06 WIB

Korsel Masih akan Kaji Soal Uji Coba Rudal Korut

Masyarakat internasional diminta yakinkan Korut keputusan denuklirisasi adalah tepat.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Endro Yuwanto
Warga Korea Selatan (Korsel) menonton tayangan peluncuran proyektil Korea Utara (Korut) dalam program berita di Seoul Railway Station di Seoul, Korsel, Sabtu (4/5).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Warga Korea Selatan (Korsel) menonton tayangan peluncuran proyektil Korea Utara (Korut) dalam program berita di Seoul Railway Station di Seoul, Korsel, Sabtu (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Jeong Kyeong-doo menangkis seruan untuk meningkatkan tekanan pada Korea Utara (Korut). Hal ini terkait dengan uji coba penembakan rudal oleh Korut bulan lalu.

Pada konferensi keamanan tahunan di Singapura, Jeong mengatakan, tes sedang diselidiki dan pihaknya belum membuat kesimpulan. Ia menegaskan, saat ini Korsel masih akan melakukan verifikasi data terkait rudal tersebut.

"Ada diskusi apakah itu rudal balistik jarak pendek atau bukan. Ada perspektif bahwa itu rudal Iskander Rusia, atau itu adalah rudal balistik taktis baru," kata Jeong, dilansir di New York Times, Ahad (2/6).

Pernyataan tersebut merupakan tanggapan dari pertanyaan apakah tes yang dilakukan Korut adalah pelanggaran perjanjian militer antara kedua negara. Sebab, September tahun lalu kedua negara telah berjanji menghentikan tindakan agresi terhadap satu sama lain. "Jadi saat ini tindakan yang diakukan oleh Korut memiliki niat untukproses perdamaian melalui dialog dan pembicaraan," kata Jeong.

Jeong juga meminta masyarakat internasional untuk meyakinkan Korut bahwa keputusan melakukan denuklirisasi adalah tepat. Ia mengatakan, Korsel melihat bantuan kemanusiaan dan penurunan ketegangan militer ini sebagai cara untuk mengarahkan Korut menjauh dari cara-cara yang dilakukan di masa lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement