Ahad 16 Jun 2019 22:55 WIB

Logam Tanah Jarang, Kekuatan Tersembunyi Cina Dalam Perang Dagang?

Perang dagang AS-Cina semakin meruncing dan berdampak pada banyak sektor.

Rep: deutsche-welle/ Red:
Logam Tanah Jarang, Kekuatan Tersembunyi Cina Dalam Perang Dagang?
Logam Tanah Jarang, Kekuatan Tersembunyi Cina Dalam Perang Dagang?

Cina hari Senin (10/6) diberitakan meluncurkan survei sumber daya logam tanah jarang (LTJ) di tujuh wilayah sumber alamnya. Harian China Securities Journal yang dikendalikan kantor berita pemerintah Cina, Xunhua, memberitakan bahwa survei itu dirancang Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, Kementerian Industri, dan Kementerian Sumber Daya Alam.

Otoritas lokal di daerah yang disurvei harus memberikan data-data dan kasus spesifik tentang masalah utama yang ditemui dalam upaya melindungi, mengembangkan dan menerapkan sumber daya LTJ, kata harian itu. Pemerintah pusat di Beijing juga meminta provinsi-provinsi ini untuk berbagi pemikiran dan saran tentang cara meningkatkan keamanan pasokan sumber daya alam yang strategis itu.

Survei itu mungkin akan mengarah pada pengurangan output dan ekspor LTJ dan otomatis menaikkan harganya. Beijing diperkirakan akan menindak penambangan ilegal dan perdagangan ilegal unsur-unsur penting itu, tulis China Securities Journal.

Unsur tanah jarang sebagai elemen strategis

Cina selama ini memasok 80% dari LTJ yang digunakan terutama di undustri elektronik konsumen dan peralatan teknologi tinggi serta peralatan militer.

LTJ yang juga sering disebut unsur tanah jarang (rare earth elements) adalah kelompok 17 elemen kimia, termasuk 15 elemen lantanida pada tabel periodik, ditambah dua elemen terkait lainnya, skandium dan itrium.

LTJ terutama digunakan dalam produksi peralatan modern seperti smartphone, laptop, mobil hibrida, turbin angin, dan sel surya. Sistem pertahanan penting yang menggunakan LTJ adalah mesin jet fighter, sistem panduan rudal, pertahanan anti rudal, satelit dan sistem komunikasi.

Permintaan terus meningkat

Permintaan dunia akan LTJ meningkat pesat selama beberapa dekade terakhir. Dengan ekspansi global kelas konsumen, khususnya di kawasan seperti Cina, India dan Afrika, permintaan akan terus baik, kata para ahli.

Amerika Serikat dulunya juga mengeksploitasi LTJ sendiri, tetapi selama dua dekade terakhir Cina telah muncul sebagai pemain dominan dalam produksi. Selain di Cina dan AS, cadangan LTJ juga ditemukan di Kanada, Australia, Brasil, India, Afrika Selatan, dan Rusia.

Mengingat dominasinya pada pasokan global LTJ, Cina memang bisa menggunakan unsur penting ini sebagai senjata ampuh dalam perang dagang dengan AS. Pembatasan ekspor LTJ bisa menyebabkan gangguan serius rantai pasokan untuk beberapa sektor industri utama.

Namun para ahli juga mengingatkan, jika Cina melakukan pembatasan ekspor LTJ, hal itu bisa merusak citra Cina sebagai mitra dagang yang dapat dipercaya, dan bisa mendorong negara-negara lain di seluruh dunia untuk mempercepat langkah-langkah diversifikasi atau membangkitkan kembali eksplorasi maupun eksploitasi LTJ yang sebelumnya dihentikan karena biaya tinggi.

hp/ap (rtr, afp, ap)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement