REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Konferensi parlemen antar-Arab digelar di Amman Yordania dengan menjadikan Yerusalem sebagai topik utama. Konferensi tersebut bertujuan menarik dukungan untuk menentang keputusan AS yang telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel secara sepihak.
"Topik utama konferensi kami adalah soal Yerusalem pascakeputusan AS yang merusak semua prinsip manusia," kata Ketua Uni Parlemen Arab, Ali Abdelal pada sesi pembukaan, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Senin (4/3).
Abdelal menuturkan, keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu gegabah. Sebab keputusan tersebut sebetulnya bertentangan dengan seluruh prinsip hukum internasional dan secara hukum pun tidak sah.
Sementara itu, Ketua Parlemen Yordania, Atef Tarawneh menyerukan untuk menggalang dukungan dari negara-negara Arab dengan tujuan agar menghasilkan langkah-langkah yang patut ditempuh atas keputusan Presiden AS Donald Trump.
Konferensi yang berlangsung selama dua hari itu menghadirkan pembicara dari 16 parlemen Arab bersama dengan perwakilan dari majelis-majelis lain.
Pada akhir 2017 lalu, pihak AS secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israels sehingga memicu kemarahan dunia.
Yerusalem tetap menjadi jantung dari konflik Timur Tengah yang telah berlangsung beberapa dekade. Warga Palestina berharap, Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel sejak 1967, suatu hari nanti dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina.