Kamis 16 May 2019 12:42 WIB

Jerman Selidiki Belasan Bank di Daftar Panama Papers

Jerman mencari bukti skandal penggelapan pajak dalam Panama Papers.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Dokumen Panama Papers.
Foto: confidencial
Dokumen Panama Papers.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Pihak berwenang Jerman melakukan penggeledahan keamanan di delapan rumah dan 11 bank pada Rabu (15/5). Tindakan itu dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan terkait skandal penggelapan pajak yang tercantum dalam Panama Papers. 

Investigator mencari bukti pendapatan yang tidak dibayar di banyak lokasi di seluruh Jerman. Termasuk diantaranya adalah empat kantor konsultan pajak di Frankfurt. Mereka yang diselidiki dicurigai mendirikan perusahaan-perusahaan offshore dengan bantuan mantan anak perusahaan Deutsche Bank untuk menghindari pajak. 

Baca Juga

Meski demikian, pihak berwenang tidak menyebutkan nama bank yang dicari. Dalam sebuah pernyataan, Deutsche Bank mengatakan tak ada penggeledahan atau operasi keamanan apapun yang terjadi. 

Seorang juru bicara dari kantor kejaksaan Jerman mengatakan penyelidikan nampaknya lebih menargetkan klien dan penasihat pajak, dibandingkan bank. Penyelidikan telah dimulai berdasarkan bukti yang ada dalam Panama Papers, kumpulan dokumen yang berisi informasi rinci mengenai lebih dari 214 ribu perusahaan di banyak negara, termasuk identitas pemegang saham, dan direkturnya.

Panama Papers memasukkan 11 juta dokumen keuangan rahasia yang menggambarkan bagaimana beberapa orang terkaya di dunia menyembunyikan uang mereka. Catatan itu pertama kali bocor ke Suddeutsche Zeitung, surat kabar utama Jerman, dan dibagikan kepada International Consortium of Investigative Journalists, yang mulai menerbitkan laporan kolaboratif dengan organisasi berita lain pada 2016.

Pada November 2018, pencarian juga telah dilakukan oleh pihak berwenang Jerman dengan memeriksa dokumen-dokumen bank sehubungan dengan tuduhan bahwa beberapa karyawan telah membantu orang-orang membuat perusahaan offshore untuk menghindari pajak. Pemerintah di 22 negara hingga saat ini telah mengumpulkan lebih dari 1,2 miliar dolar AS dalam bentuk pajak dan denda yang belum dibayar berdasarkan Panama Papers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement