REPUBLIKA.CO.ID, HIROSHIMA -- Cina meluapkan kemarahannya terhadap pernyataan menteri luar negeri anggota kelompok tujuh negara maju G7 terkait sengketa teritorial maritim.
"Kami mendesak negara-negara anggota G7 untuk menghormati komitmen mereka tidak memihak pada isu-isu yang melibatkan sengketa teritorial," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang dalam sebuah pernyataan.
Kementerian menegaskan, G7 seharusnya fokus pada tata kelola ekonomi global dan kerja sama dengan latar belakang pertumbuhan ekonomi yang lemah dibanding mengangkat isu perselisihan dan memprovokasi masalah.
Pada Senin (11/4), para menteri luar negeri kelompok G7, pengelompokan negara maju yang mengecualikan Cina dalam pertemuan di Hiroshima, Jepang mengatakan prihatin dengan situasi di Laut Cina Selatan dan Timur. Mereka menekankan pentingnya manajemen damai dan penyelesaian sengketa.
"Kami menentang keras setiap intimidasi, pemaksaan atau provokatif tindakan sepihak yang dapat mengubah status quo dan meningkatkan ketegangan di Laut Cina Selatan dan Timur," katanya seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (12/4).
Para menteri luar negeri dari anggota negara industri G7, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Jepang tidak secara eksplisit menyebutkan Cina dalam pernyataan mereka.
Negara maju meminta semua negara untuk menahan diri dari tindakan seperti reklamasi tanah dan pos-pos bangunan untuk keperluan militer. Cina mengklaim hampir semua Laut Cina Selatan yang diyakini memiliki simpanan besar minyak dan gas. Cina bahkan telah melakukan reklamasi.
Baca juga, AS Siap Patroli Bareng Filipina di Laut Cina Selatan.