Jumat 15 Jul 2016 07:26 WIB

Truk Seruduk Kerumunan di Nice, 73 Tewas

Sebuah ambulans dan sekelompok polisi terlihat setelah sebuah truk menyeruduk kerumunan warga yang berkumpul menyaksikan kembang api perayaan Bastille Day di Nice, Prancis, Jumat, 15 Juli 2016.
Foto: AP Photo/Ciaran Fahey
Sebuah ambulans dan sekelompok polisi terlihat setelah sebuah truk menyeruduk kerumunan warga yang berkumpul menyaksikan kembang api perayaan Bastille Day di Nice, Prancis, Jumat, 15 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sedikitnya 73 orang tewas dan banyak orang lagi cedera saat truk menyeruduk kerumunan orang di Nice, Prancis Selatan, demikian laporan saluran televisi lokal pada Jumat pagi waktu setempat (15/7), dengan mengutip jaksa di Nice.

"Pada tahap ini kami tak bisa menggambarkan kondisi ini sebagai serangan, tapi banyak unsur menyatakan begitu," kata BFMTV dengan mengutip Jean-Michel Pretre.

Presiden wilayah Provence-Alpes-Cote d'Azur, Christian Estrosi di akun Twitter menulis pada pukul 22.30 Kamis waktu setempat, satu truk yang dikemudikan dengan kecepatan tinggi menyeruduk kerumunan orang yang berkumpul untuk menyaksikan kembang api peringatan 14 Juli, yakni Hari Nasional Prancis atau Bastille Day.

Estrosi menggambarkan peristiwa tersebut sebagai drama terburuk dalam sejarah Nice. BFMTV mengatakan truk itu melakukan perjalanan sejauh dua kilometer dan menabrak kerumunan orang.

Pengemudi truk itu, yang sebelumnya digambarkan oleh Prefektur Alpes-Maritimes sebagai serangan, dinetralkan dan penyelidikan dilancarkan untuk memastikan apakh ia bertindak sendirian, kata Kementerian Dalam Negeri.

Presiden Prancis Francois Hollande, yang berada di Avignon kembali ke Paris, tempat ia secara langsung akan pergi ke unit krisis di Kementerian Dalam Negeri. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Pierre-Henry Brandet mengatakan Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve dijadwalkan tiba di Nice dalam beberapa jam.

Dia menambahkan, tak ada peristiwa penyanderaan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement