Rabu 14 Dec 2016 13:41 WIB

Kemenlu: Krisis Muslim Rohingya Kian Menyayat Hati

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Anak-anak pengungsi Rohingya mengikuti pelajaran di sekolah kamp pengungsi Kutupalang di Cox Bazar, Bangladesh.
Foto: Reuters
Anak-anak pengungsi Rohingya mengikuti pelajaran di sekolah kamp pengungsi Kutupalang di Cox Bazar, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Dubes Hasan Kleib mengatakan, krisis yang menimpa Muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar semakin menyayat hati nurani. Suku Rohingya banyak yang melarikan diri ke Malaysia, Thailand, Indonesia dan Bangladesh.

"Suku Rohingya melarikan diri dari rumahnya, dari kampungnya. Secara natural tak ada orang yang mau meninggalkan rumahnya dengan tujuan tak tahu mau ke mana jika tak terpaksa," katanya di Jakarta, Rabu, (14/12).

Reaksi yang muncul atas tragedi kemanusiaan berasal dari PBB dan berbagai lembaga lain. Sekjen PBB telah menyatakan keprihatinanannya dan meminta Myanmar untuk segera memulihkan stabilitas di Rakhine, Myanmar.

ASEAN, jelas Hasan, belum bicara. Namun berkat kunjungan Menteri Luar Negeri RI ke Myanmar beberapa waktu lalu akan dilakukan pertemuan ASEAN mengenai Rohingya pada 19 Desember mendatang. Pertemuan ini dilakukan di Myanmar.

Baca juga, Citra Satelit: Ratusan Bangunan Muslim Rohingya Dibakar.

"Mudah-mudahan ini bukan hanya forum bagi Myanmar untuk menjelaskan posisinya. Tapi diharap jadi kesempatan bagi Myanmar untuk mnyelesaikan masalah di Rakhine dengan baik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement