Jumat 20 Jan 2017 09:32 WIB

Pelantikan Trump, Umat Kristen Ramai-Ramai Berdoa di Masjid

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Donald Trump
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, Hari Jumat adalah hari khusus untuk umat Muslim. Setelah melakukan shalat berjamaah Jumat, akan ada berdoa bersama. Namun kali ini ada sesuatu berbeda, umat Kristiani akan bergabung bersama mereka di masjid.

Sejumlah umat Kristiani akan berdoa di masjid saat pelantikan Donald Trump, Jumat (20/1). Sekelompok Kristiani progresif ini ingin memberi semangat pada umat Muslim di masjid-masjid setempat.

"Kami di sini untuk mengingatkan saudara Muslim kali bahwa mereka berhak berada di sini, dan kami mencintai mereka," kata pastur Timothy Murphy dilansir Huffington Post. Ia menyebutnya bentuk solidaritas.

Selama ini Trump terang-terangkan mengeluarkan retorika menolak Muslim. Sejumlah pendukungnya juga berlaku demikian. Progressive Christians Uniting (PCU) adalah kelompok keagamaan yang berbasis di Los Angeles. Mereka telah mengumumkan inisiatif ini dalam selebaran sejak awal Januari. Sedikitnya tujuh kelompok independen Kristen akan menjalankannya pada Jumat. Mereka akan bergabung dengan para Muslim saat Trump disumpah.

"Sebagai orang beragama, kami menilai kebebasan beragama untuk semua orang adalah sebuah prioritas," kata Presiden PCU, Palge Eaves pada Huffington Post. Ia mengaku khawatir jika ada formulir untuk mendata keagamaan seseorang.

Eaves menilainya sebagai pelanggaran hak sipil. Hal tersebut, menurutnya, tidak boleh terjadi pada agama mana pun. Eaves mengatakan inisiatif berdoa di masjid ini terus mendapat perhatian.

Hingga Kamis, kabarnya tak hanya umat Kristen tapi juga penduduk lain yang sepemikiran akan meramaikan masjid dari Santa Cruz hingga Irvine. Satu acara terbesar akan dilakukan di Islamic Center of Southern California.

Juru bicaranya, Omar Ricci mengatakan bagaimana pun banyak umat Muslim yang khawatir. Bahwa orang yang selama ini menunjukkan kebencian pada Islam akan mengambil kendali negeri yang mereka pijak.

"Penduduk khawatir seberapa jauh retorika itu akan diterjemahkan pada aksi atau kebijakan," kata Ricci. Sama seperti Muslim California, beberapa jamaah di masjid-masjid seluruh negeri merasakan peningkatan Islamofobia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement