Rabu 10 May 2017 09:33 WIB

Trump Pecat Direktur FBI

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja memecat Direktur FBI James Comey, Rabu (10/5). Keputusan Trump tersebut cukup mengejutkan. Comey dipecat ketika sedang memimpin penyelidikan dugaan hubungan antara tim kampanye Trump dengan Rusia pada pemilihan presiden (pilpres) AS tahun lalu.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer mengonfirmasi kabar tentang pemecatan Comey. “Ia telah diberhentikan dan dikeluarkan dari jabatannya. Presiden mengambil tindakan demikian berdasarkan rekomendasi yang jelas dari Jaksa Agung Jeff Session dan Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein,” kata Spicer seperti dilaporkan laman The Independent.

Keputusan Trump memecat Comey dipertanyakan oleh Senator Demokrat Dick Durbin. Menurutnya, pemecatan Comey menunjukkan adanya krisis konstitusional yang diciptakan Trump. “Ini juga menimbulkan pertanyaan tentang apakah campur tangan Rusia dalam pilpres terakhir juga akan diselidiki FBI,” ucap Durbin.

Ia meminta Gedung Putih mengklarifikasi apakah penyelidikan terkait hal ini akan tetap berlanjut. “Sebab upaya untuk menghentikan atau merusak penyelidikan FBI akan menimbulkan masalah konstitusional yang serius,” ujarnya.

Senator Republik John McCain juga menyesalkan keputusan Trump memecat Comey. “Ia (Comey) orang terhormat dan berintegritas,” ungkap McCain.

Comey menjadi sorotan dan berita utama pada Juli 2016. Ketika itu ia mengirim sebuah surat kepada Kongres AS yang berisi tentang detail penyelidikan FBI atas penggunaan akun email pribadi Hillary Clinton untuk mengirim email rahasia saat dia menjabat menteri luar negeri AS.

Comey mengirim surat lanjutan terkait penyelidikannya pada Oktober 2016 menjelang penyelenggaraan pilpres AS. Saat itu Comey juga menuding ajudan utama Hillary, yakni Huma Abedin, mengirimkan informasi rahasia dengan cara yang sama.

Hillary mengklaim tindakan Comey tersebut sebagai salah satu penyebab kekalahannya pada pilpres AS tahun lalu. Menurutnya, surat Comey kepada Kongres telah membuat pendukungnya takut dan mengalihkan suara atau dukungannya untuk Donald Trump. Bila pilpres AS digelar lebih awal, yakni pada Oktober dan bukan November, Hillary yakin dapat memenangkan pilpres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement