Ahad 12 Nov 2017 23:45 WIB

KTT Asia Timur Bahas Masalah di Semenanjung Korea

Menteri Luar Negeri, Retno L.P Marsudi
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Luar Negeri, Retno L.P Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA — Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur (East Asia Summit/EAS) akan membahas masalah-masalah di Semenanjung Korea. 

"Di EAS itu setiap negara berhak menyampaikan isu-isu yang menjadi kepeduliannya. Saya tidak terkejut bila isu Semenanjung Korea menjadi salah satu isu yang dibahas di EAS. Saya kira itu akan dibahas," ucap Menlu Retno Marsudi di Manila, Ahad (12/11).

KTT Asia Timur atau "East Asia Summit" (EAS) ke-12 akan dilaksanakan di Manila, Filipina pada Selasa, 14 November 2017. Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya dorongan khusus dari Presiden Korea Selatan Moon Jae-in kepada Presiden RI Joko Widodo untuk memasukkan isu Semenanjung Korea ke dalam agenda pembahasan di EAS, Menlu Retno mengatakan tidak ada permintaan atau dorongan tersebut dari Presiden Korsel selama kunjungannya ke Indonesia.

"Saya rasa kami semua di EAS concern mengenai situasi di Semenanjung Korea. Jadi tidak ada dorongan dari Presiden Korea Selatan," ujar dia.

Menlu RI menyampaikan bahwa Indonesia dan ASEAN mempunyai posisi yang sama dalam menyikapi masalah di Semenanjung Korea. Indonesia dan ASEAN berulang kali mengecam aksi uji coba rudal yang dilaksanakan oleh Pemerintah Korea Utara.

"Kita juga meminta Korea Utara untuk melaksanakan kewajibannya terkait Resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Menlu Retno.

Uji coba nuklir yang terus dilakukan Korea Utara belakangan ini menjadi salah satu pembahasan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, saat keduanya bertemu di Istana Bogor, Kamis (9/11).

Dalam pernyataan pers bersama, Jokowi menekankan posisi Indonesia yang mendesak agar Korea Utara mematuhi semua Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait denuklirisasi Semenanjung Korea. "Korea Utara harus menghentikan uji coba peluncuran balistik misil. Saya menghargai posisi Presiden Moon yang masih membuka kemungkinan penyelesaian melalui dialog," kata Jokowi.

Presiden Moon yang selanjutnya menyampaikan pernyataan pers pun mengucapkan terima kasih kepada Jokowi. Selama ini, Korsel sebagai negara tetangga Korut memang menjadi salah satu negara yang mengkritik uji coba nuklir tersebut. "Saya terima kasih atas dukungan Presiden Jokowi untuk penyelesaian masalah Korea Utara secara damai, perdamaian semenanjung korea secara permanen," kata Moon. 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement