Ahad 07 Jan 2018 15:31 WIB

Gunung Berapi tak Aktif di Papua Nugini Mendadak Erupsi

Rep: Fira Nursyabani/ Red: Agung Sasongko
Gunung Meletus/Ilustrasi
Foto: Republika
Gunung Meletus/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY - Gunung berapi di Pulau Kadovar, Papua Nugini, tiba-tiba memuntahkan abu vulkanik ke udara. Pemerintah Papua Nugini telah mengeluarkan perintah evakuasi untuk lebih dari 500 penduduk di pulau tersebut.

 

Pulau Kadovar adalah sebuah pulau vulkanik kecil setinggi 365 meter, yang berada tepat di sebelah timur laut Papua Nugini. Gunung berapi di pulau ini telah dinyatakan tidak aktif sampai gunung tersebut mulai erupsi pada Jumat (5/1) lalu.

 

"Pulau ini mengeluarkan emisi abu vulkanik terus-menerus saat ini," kata Cheyne O'Brien, dari Darwin Volcanic Ash Advisory Centre, Australia, dikutip The Guardian.

 

Awan abu vulkanik tercatat telah mencapai ketinggian 2.133 meter dan menuju ke arah barat laut. Menurut O'Brien, perubahan arah angin bisa membuat awan abu itu menyelimuti Bandara Wewak di Papua Nugini.

 

Diperkirakan ada 500 sampai 600 orang yang tinggal di pulau ini. Badan amal yang berbasis di AS, Samaritan Aviation, yang mengoperasikan pesawat amfibi ke daerah terpencil Papua Nugini, mengatakan semua penduduk pulau telah dievakuasi.

 

Letusan gunung berapi di Pulau Kadovar diperkirakan bisa memicu tsunami dan tanah longsor. Rabaul Volcanolo Observatory di Papua Nugini menduga letusannya akan terjadi cukup besar.

 

Chris Firth, seorang ahli vulkanologi di Universitas Macquarie, menjelaskan tidak ada data yang mencatat riwayat letusan gunung berapi ini sebelumnya.

Namun para ilmuwan berspekulasi, pulau ini bisa jadi merupakan salah satu dari dua "pulau yang terbakar" yang disebutkan dalam jurnal bajak laut Inggris di abad ke-17 oleh pelaut William Dampier.

 

Dampier mungkin telah mencatat letusan terakhir Kadovar saat melakukan pelayaran untuk mencari Terra Australis, benua selatan pernah dianggap sebagai mitos. "Sulit untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi, karena tidak ada yang bisa dibandingkan dengannya," ujar Firth.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement