Selasa 07 Aug 2012 21:27 WIB

Pembantaian di Dalam Gereja di Nigeria, 6 Tewas

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA - Pria-pria bersenjata membunuh 16 orang ketika mereka menembaki para jemaat di sebuah gereja di negara bagian Kogi tengah Nigeria dalam kebaktian Senin (6/8) sore kemarin, kata polisi Selasa (7/8).

"Satu kelompok tiga pria bersenejata yang tidak dikenal menyerbu Gereja Deeper Life di Okene dan menembaki mereka, menewaskan 16 orang," kata Simeon Ille, juru bcara kepolisian negara bagian Kogi kepada Reuters melalui telepon.

Seorang saksi mata, yang meminta tidak disebutkan namanya karena khawatir jadi sasaran, mengatakan sekitar 10 pria bersenjata memblokir jalan ke luar gereja sebelum tembakan itu menyebabkan para jemaat terperangkap.

Ille mengatakan pasukan keamanan bulan lalu mencegah seorang tersangka bunuh diri meledakkan sebuah bom di satu gereja lainnya di Okene selatan ibu kota Abuja. Para tersangka pembom itu melarikan diri, katanya.

Kelompok sekte Boko Haram Islam menyerang beberapa gereja di Nigeria tahun ini tetapi serangan Senin itu terjadi lebih jauh ke selatan ketimbang target-target yang biasanya dilakukan kelompok itu.

Pada Februari, Boko Haram mengklaim satu penjebolan penjara di negara bagian Kogi di mana 119 tahanan dibebaskan.

Sekte itu melakukan serangan-serangan terhadap penjara sebelumnya dan satu dari tuntutan-tuntutan mereka adalah pembebasan para anggota mereka yang ditahan.

Serangan-serangan kelompok itu semakin meluas di seluruh Nigeria, produser minyak terbesar Afrika itu. Kota-kota di seluruh daerah utara dan ibu kota Abuja telah dilanda serangan-serangan dalam bulan-bulan belakagan ini oleh para pembom bunuh diri, yang tidak pernah terjadi pada tahun lalu di negara itu.

Bisnis ekspor minyak mentah dua jufa barel per hari di daerah pantai selatan tidak terkena dampak aksi kekerasan sekte itu. Kelompok itu membunuh ratusan orang tahun ini dalam aksi mereka menentang pemerintah Presiden Goodluck Jonathan.

Kelompok itu ingin mendirikan satu negara Islam di Nigeria, satu negara berpenduduk lebih dari 160 juta jiwa yang terbelah dua antara warga Kristen dan Muslim yang jumlahnya hampir sama banyak.

Kelompok yang punya hubungan lepas dengan Taliban Afghanistan itu, biasanya menargetkan para pejabat pemerintah dan tempat-tempat ibadat untuk membunuh orang-orang yang mereka katakan telah mencederai anggota-anggota mereka.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement