Rabu 02 Aug 2017 09:16 WIB
Kebanyakan orang Yahudi saat ini bukan dari Kanaan, tapi Khazaria.

Dr Oz, Yahudi, dan Tes DNA

Israel
Para penganut Yahudi di Tembok Ratapan (ilustrasi)

Menurut penelusuran sejarah yang dilakukan filsuf Prancis, Ernest Renan, serta jurnalis dan novelis Inggris, Arthur Koestler, kebanyakan orang Yahudi saat ini bukan dari Kanaan, tapi Khazaria.

Khazaria adalah suku seminomaden Turki. Mereka mendominasi Eurasia pada abad per tengahan, dan mendirikan yimperium megah di sana. Pada abad kedelapan, raja Khazaria dan kelas berkuasa di sana tiba-tiba menganut Yahudi, kendati mereka tak beretnis Yahudi. Sebuah persoalan tersendiri, karena Yahudi selama ini telanjur menjadi agama, sekaligus ras.

Dan, ketika Kerajaan Khazaria  hancur aki bat serbuan Mongol, pada abad ke-13, orang Yu deo-Khazaria tiba-tiba lenyap bak ditelan bumi. Saat ini, tak ada lagi orang atau kelompok masyarakat di dunia yang menyebut diri suku Khazaria.

Tapi, bagaimana mungkin sebuah suku yang pernah ratusan tahun mendiami sebuah kawas an yang luas –dari Eurasia hingga Asia Tengah, da ri Volga Bulgaria hingga Kaukasus— dan per nah membangun imperium besar bisa tibatiba raib? Para sejarawan pun tertantang untuk menelusurinya.

Dan, mereka mendapati jejak orang Yudeo-Khazaria yang bermigrasi ke Eropa Timur dan Eropa Tengah, dan diduga keras bermetamorfosis menjadi kaum yang kini dikenal dengan sebutan Yahudi Ashkenazi.

Saat ini, Yahudi Ashkenazi merupakan kelompok terbesar dalam dunia Yahudi —diban ding Sephardi maupun Mizhrai. Yahudi Ash ke nazi mencapai 80-90 persen dari total 13 juta orang Yahudi di dunia. Dan, salah satu Yahudi Ashkenazi itu adalah Mike Nichols yang dari fisiologinya: wajah, kulit, dan rambutnya, fullEropa. Alhasil, jika asal-usul genetik Dr Oz sama dengan Mike Nichols yang Yahudi, sebuah informasi lain yang tersirat kemudian te rungkap.

Kesamaan itu justru membenarkan tesis bahwa asal-usul orang Yahudi Ashkenazi saat ini me mang dari Khazaria. Sebab, Khaza ria yang per nah merajai kawasan Kaukasus, se sung guh nya adalah ras Turki. Dan, karena  Dr Oz berasal dari ras Turki, tentu menjadi masuk akal kalau mereka berbagi asal-usul genetik yang sama.

Seperti pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pengecekan yang dilakukan terhadap Dr Oz, sebagaimana yang dinarasikan di video, adalah dari pihak ayah (paternal line), yaitu dengan memeriksa kromosom Y (Y-Chromosome DNA).

Jika program Face of America juga menelusuri nenek moyang Dr Oz dari pihak ibu, barangkali informasinya akan lebih spesifik. Sebab, ibu Dr Oz, Suna –sebagaimana tertulis di situs web pbs.org— memiliki leluhur dari kawasan Kau ka sus.

Mereka hengkang ke Turki ketika ka wasan itu diserbu dan diambil alih Rusia pada 1860. Asal-usul Yahudi Ashkenazi dari Khazaria, ini, selama dua abad menjadi kontroversi. Dan, karena selama itu lebih banyak dibahas oleh pa ra ilmuwan sosial, soal ini berhenti menjadi hi potesis. Tapi, seiring dengan kemajuan teknologi, masalah ini pun ke mudian memasuki babak baru dalam pemecahan, yaitu pembuktikan secara exactdengan tes DNA.

Tapi, tak seperti penelusuran genom yang dilakukan oleh program Face of America, yang gagal membedakan Muslim dan Yahudi sebagai ras dan agama —sesuatu yang sebenarnya keterlaluan, mengingat program itu dipandu host berlatar belakang ilmuwan, dibantu tim riset yang hebat, bahkan meng-hire lembaga bioteknologi kenamaan— ada penelitian lain yang memberi jawaban lebih memuaskan.

Salah satu hasil penelitian itu baru-baru ini dipublikasikan di Jurnal Genome Biology and Evolutionedisi 17 Januari 2013. Jurnal terbitan Oxford University Press, itu, memuat hasil penelitian Dr Eran Elhaik,  bertajuk The Missing Link of Jewish European Ancestry: Contrasting the Rhineland and the Khazarian Hypothese. Elhaik adalah seorang ahli genetika dari Universitas Johns Hopkins School of Public Health, Amerika Serikat.

Kesimpulan penelitian tersebut, genom orang Yahudi Ashkenazi didominasi oleh komponen Khazaria, dengan angka fantastis, yaitu 30-38 persen. Sementara, komponen Timur Tengah-nya —menurut wawancara khusus Haaretz dengan Elhaik— ternyata sangat kecil, sehingga sulit untuk mengatakan mereka berasal dari Kanaan atau Palestina. Implikasi dari hasil riset ini adalah sebuah pertanyaan besar dan mendasar: Apakah Yahudi Ash kenazi pantas mengklaim Tanah Suci Yerusa lem, padahal nenek moyangnya dari Kaukasus?

*) Wartawan Senior Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement