REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Jumlah warga Palestina yang tewas dibunuh tentara Israel dalam aksi Great March of Return bertambah. Kali ini, seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun yang menjadi korban.
Pada tubuh Azzam Hillal ditemukan banyak bekas luka. Azzam Hillal merupakan korban tewas keempat setelah mendapat tembakan di bagian kepala oleh militer Israel pada Jumat (17/4) lalu.
Sebelumnya, dilansir Aljazirah, tentara Israel menembak mati tiga demonstran Palestina. Selain korban jiwa, warga yang menderita luka pun bertambah menjadi lebih dari 950 orang dari yang sebelumnya 600 orang.
Di antara ratusan korban yang luka itu, sebanyak 178 warga terkena tembakan peluru tajam dan sisanya terkena paparan gas air mata. Demonstrasi yang dilakukan pada Jumat lalu itu merupakan aksi kelima yang dilakukan warga Palestina.
Sejak aksi pertama Great March of Return yang dimulai sejak 30 Maret lalu, total warga Palestina yang tewas mencapai 45 orang dengan lebih dari 6000 warga terluka. Sedangkan, di kalangan masyarakat ataupun militer Israel tidak ada korban jiwa.
Wartawan AlJazirah, Stefanie Dekker, melaporkan dari tempat kejadian di Gaza, ribuan demonstran terlihat berlari menuju pagar perbatasan dengan Israel. Ini merupakan jarak yang paling dekat yang pernah mereka lakukan dalam aksi protes lima pekan terakhir.
"Kami mendengar tembakan pembuka yang dilakukan oleh pasukan Israel, mereka mencoba mendesak warga Palestina menjauh dari perbatasan," kata Dekker.
Ashraf al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan pasukan Israel juga menargetkan dua titik layanan medis dengan gas berbahaya di timur tempat penampungan pengungsi Al-Bureij di Gaza tengah. Akibatnya, 18 personil medis dan wartawan juga mengalami luka-luka. Sejumlah korban mengalami kejang-kejang, muntah hebat dan mati lemas karena paparan gas berbahaya tersebut.