Selasa 17 Jul 2018 11:52 WIB

Uni Eropa: Serangan Israel ke Gaza Mengkhawatirkan

Serangan pada akhir pekan lalu menewaskan puluhan warga Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Polisi Palestina menunjukkan bangunan yang rubuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Sabtu (14/7). Serangan ini merupakan serangan terburuk sejak perang Israel-Gaza tahun 2014.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Polisi Palestina menunjukkan bangunan yang rubuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Sabtu (14/7). Serangan ini merupakan serangan terburuk sejak perang Israel-Gaza tahun 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini menyuarakan keprihatinan atas serangan roket Israel ke Jalur Gaza. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers setelah pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa pada Senin (13/7). 

Mogherini mengatakan, dalam pertemuan itu situasi di Jalur Gaza turut dibahas. "Kami telah melihat eskalasi yang sangat mengkhawatirkan dengan serangan roket berat Israel sejak 2014," katanya, dikutip laman Anadolu Agency

Menurutnya, Uni Eropa akan mendesak semua pihak yang terlibat dalam eskalasi di Jalur Gaza untuk menghentikan kekerasan. "Kami semua setuju menggunakan semua saluran kami untuk mendesak pihak-pihak mengambil langkah mundur, menghentikan kekerasan, mencegah perang, dan meredam situasi bagi orang-orang di lapangan," ujar Mogherini. 

Baca juga, Serangan Udara Israel Kembali Tewaskan Bocah Gaza

Akhir pekan lalu, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza. Serangan itu menyebabkan sedikitnya 30 warga Palestina di Gaza tewas, termasuk anak-anak. 

Merespons serangan tersebut, Hamas kemudian meluncurkan roket dan mortir ke wilayah Israel. Serangan itu dilaporkan menyebabkan empat orang Israel terluka. 

Sejak akhir Maret, situasi di Jalur Gaza memang telah memanas, yakni ketika ribuan warga Palestina di sana menggelar demonstrasi di perbatasan Israel. Mereka menuntut Israel mengembalikan tanah yang telah direbutnya pasca-Perang Arab 1948. Massa pub menyuarakan kecaman terhadap Amerika Serikat (AS) yang memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem. 

Namun, aksi massa itu direspons secara ganas oleh pasukan keamanan Israel. Tak hanya meluncurkan gas air mata, penembak jitu Israel juga menembaki warga di sana. Lebih dari 100 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka sejak aksi digelar pada Maret lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement