Ahad 22 Jul 2018 20:27 WIB

Israel Evakuasi 800 Anggota White Helmets ke Yordania

Evakuasi dilakukan atas permintaan Amerika Serikat.

Rep: Marniati/ Red: Andri Saubani
Sukarelawan White Helmets mencari korban setelah ledakan di Idlib, Suriah, April lalu.
Foto: EPA/Mohammed Badra
Sukarelawan White Helmets mencari korban setelah ledakan di Idlib, Suriah, April lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sekitar 800 anggota kelompok pertahanan sipil Suriah, White Helmets dan keluarga mereka dievakuasi melalui Israel ke Yordania pada Ahad (22/7). Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengaku telah menyelesaikan upaya kemanusiaan untuk menyelamatkan anggota White Helmets dan keluarga mereka karena ancaman langsung terhadap kehidupan mereka.

Dikatakan, bahwa mereka dipindahkan ke negara tetangga yang masih belum teridentifikasi. Evakuasi dilakukan atas permintaan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Media Israel mengidentifikasi orang-orang Suriah sebagai anggota organisasi White Helmets. Secara resmi disebut Pertahanan Sipil Suriah tetapi dikenal dengan White Helmets. Kelompok itu telah mengoperasikan layanan penyelamatan di wilayah Suriah yang dikuasai pemberontak.

Kantor berita resmi Yordania, Petra melaporkan kerajaan memberi wewenang kepada PBB untuk mengatur perjalanan sekitar 800 warga Suriah melalui Yordania untuk pemukiman kembali di negara-negara Barat. Juru bicara Kerajaan Mohammad al Kayed menyebutkan kerajaan  menyetujui permintaan Inggris, Jerman, dan Kanada untuk memberi para pekerja White Helmets suaka sementara sebelum bermukim di Barat.

White Helmets diidentifikasi oleh media Yordan sebagai pekerja pertahanan sipil yang melarikan diri dari wilayah yang dikendalikan oposisi Suriah setelah serangan  oleh tentara Suriah. Petra mengatakan, anggota White Helmets akan tetap berada di daerah tertutup di Yordania dan Inggris.

Jerman dan Kanada setuju untuk memukimkan mereka kembali dalam waktu tiga bulan. Militer Suriah, yang didukung oleh kampanye udara Rusia, telah menuju ke tepi provinsi Quneitra. Ini menyusul serangan bulan lalu yang mengusir para pemberontak di provinsi Deraa yang dulunya didukung oleh negara-negara bagian Washington, Yordania dan Teluk.

Serangan itu telah memulihkan kontrol pemerintah Suriah atas daerah Barat Daya. Ini merupakan wilayah yang strategis di perbatasan dengan Yordania dan Israel.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement