Selasa 16 Oct 2018 20:46 WIB

JK Tanggapi Keinginan Israel Bersahabat dengan Indonesia

Hubungan diplomasi bisa saja terjadi jika perdamaian terwujud.

Wakil Presiden HM Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan, Selasa (2/10) di Kantor Wakil Presiden.
Foto: Biro pers wapres
Wakil Presiden HM Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan, Selasa (2/10) di Kantor Wakil Presiden.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kemungkinan Pemerintah Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel dapat terjadi apabila perdamaian di Palestina sudah terwujud.

"Kita yang penting perdamaian dulu, kalau sudah damai antara Palestina dan Israel, dan mereka mengakui antara salah satunya, ya tentu (hubungan diplomatik) bisa saja terjadi," kata Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (16/10).

Wapres menegaskan Pemerintah Indonesia tetap dalam posisinya mendukung perdamaian di Palestina, sehingga harapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dapat terwujud apabila kesepakatan perdamaian telah terjadi.

"Ya (saat ini) belum waktunya, (harus) diakui wilayah tahun 1967 itu. Tapi sebelum itu diakui, atau perdamaian, tidak mungkin kita buka hubungan diplomatik. Kalau sudah damai, ya pasti bisa," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan media Israel, PM Netanyahu mengutarakan keinginannya untuk membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia.

Netanyahu menyampaikan harapannya tersebut dalam Konferensi Media Kristen Internasional (International Christian Media Summit) di Yerusalem.

Indonesia dan Israel memang tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi, namun kerja sama kedua negara terjalin di beberapa bidang, antara lain perdagangan dan pariwisata.

Netanyahu mengatakan ingin meningkatkan hubungan pariwisata dengan menerima kunjungan dari warga Indonesia beragama Islam, Kristen dan Katolik di Yerusalem.

"Indonesia berpenduduk lebih dari 200 juta orang. Ada penduduk Muslim. Ada puluhan juta penduduk Nasrani. Kami ingin menyambut mereka di sini (Yerusalem)," kata Netanyahu seperti dikutip media abc.net.au.  

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement