REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad menegaskan Malaysia tidak mengakui Israel. Malaysia juga tidak memiliki hubungan diplomatik sehingga tidak mengizinkan warganya mengunjungi Israel.
"Kami tidak mengizinkan warga Israel untuk mengunjungi Malaysia. Ini adalah satu-satunya negara di dunia yang memperlakukan Malaysia dengan cara ini," ujar Mahathir kepada media di Putrajaya, Senin (28/1).
Mahathir menegaskan Malaysia memberlakukan seperti itu karena Israel diciptakan dari sepotong tanah Palestina, tanpa diadakan referendum atau plebisit dan orang-orang Palestina diusir dari Palestina tanpa kompensasi atas tanah dan rumah-rumah yang dirampas oleh Israel.
"Kemudian Israel merebut lebih banyak tanah Palestina sehingga Israel menjadi lebih besar. Israel kemudian membangun banyak pemukiman di tanah Palestina tanpa persetujuan dari bangsa Palestina. Palestina dilarang dari pemukiman ini," katanya.
Ketika orang-orang Palestina menentang dan melemparkan batu ke tank-tank Israel dan mobil-mobil lapis baja, ujar dia, para prajurit Israel menembakkan peluru tajam ke arah anak-anak Palestina dan menangkap banyak dari mereka.
"Orang-orang yang ditangkap ditahan selama bertahun-tahun tanpa pengadilan. Para tahanan digunakan untuk bertukar dengan tentara Israel yang ditangkap oleh Palestina," katanya.
Dia menegaskan Jalur Gaza diblokade oleh pasukan Israel dan kapal-kapal bantuan yang membawa makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan disaring di perairan internasional dan dipaksa pergi ke Israel.
Dalam satu kejadian, 10 aktivis terbunuh dan tindakan-tindakan oleh Israel itu secara terang-terangan menentang hukum internasional. "Ketika orang-orang Palestina menembakkan roket yang sia-sia ke Israel, Israel menjatuhkan bom dan menembakkan rudal ke kota-kota dan desa-desa Palestina. Sekolah dan rumah sakit hancur, pasien dan anak-anak terbunuh atau cacat," katanya.
Dia mengatakan blokade Gaza adalah ilegal tetapi tidak ada negara yang mengutuk Israel karena melanggar hukum internasional dan kode moral.
"Hari ini Israel menyatakan bahwa Yerusalem adalah ibu kotanya. Ketika Palestina menampar tentara Israel, mereka ditembak dan dibunuh dan banyak yang ditahan," katanya.
Dinding tinggi telah dibangun untuk membagi desa dan kota di Palestina dan orang-orang Palestina tidak dapat mengunjungi kerabat tanpa menjadi sasaran penghinaan di banyak tempat pemeriksaan yang dibuat oleh Israel.
"Orang-orang Palestina tidak diizinkan melakukan perjalanan di jalan-jalan yang dibangun oleh orang Israel di tanah Palestina. Ribuan warga Palestina terbunuh atau terluka melalui aksi militer Israel," katanya.
Seluruh dunia bisa melihat ketidakadilan dan penindasan Palestina oleh orang Israel, ujar Mahathir, tetapi Israel bahkan tidak dikritik oleh orang-orang yang berbicara banyak tentang kebebasan dari penindasan dan supremasi hukum karena Israel tampaknya istimewa.
"Jika ada yang mengkritik Israel atau 'holocaust', ia langsung dilabeli 'anti-Semit'. Implikasinya adalah bahwa dia tidak manusiawi atau tidak bermoral. Namun, tidak berperikemanusiaan Israel yang terang-terangan tidak dikutuk," katanya.
Dia menegaskan Malaysia bukan anti-Yahudi atau anti-Semit dan orang Arab juga orang Semitik tetapi pihaknya berhak mengutuk perilaku tidak manusiawi dan menindas di mana pun dan oleh siapa pun.
"Kami telah mengutuk orang-orang Myanmar atas perlakuan mereka terhadap Rohingya. Kami telah mengkritik banyak negara dan orang-orang karena tindakan tidak manusiawi," katanya.
Dia mengatakan Malaysia melarang dua atlet Israel sedangkan AS melarang para warga dari lima negara Islam dan berencana untuk membangun tembok melawan Amerika Selatan.
"Hongaria, Polandia dan Republik Ceko melarang pengungsi. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyebut pengungsi Suriah sebagai 'penjajah Muslim'," katanya.
Mahathir menegaskan Israel adalah negara kriminal dan layak dihukum dan dirinya tahu ada dukungan kuat untuk Israel. "Kita tidak bisa bertindak melawan Israel tanpa menolak untuk mengenalinya. Kami mempertahankan bahwa kami memiliki hak untuk melarang orang Israel dari negara kami. Ketika dunia mengutuk kita untuk ini, kita memiliki hak untuk mengatakan bahwa dunia sedang munafik. Pembicaraan mereka tentang hak asasi manusia dan supremasi hukum adalah kata-kata kosong," katanya.
Pihaknya mengimbau mereka yang bersimpati dengan Palestina untuk menyuarakan kecaman mereka. "Terorisme bukanlah jawabannya. Diperlukan strategi yang tepat untuk mewujudkan keadilan bagi Palestina," katanya.