Jumat 08 Feb 2019 23:16 WIB

Pejabat Tinggi AS Safari ke Timur Tengah Bahas Perdamaian

Pembicaraan akan fokus pula pada pengembangan ekonomi Palestina

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Amerika Serikat
Foto: anbsoft.com
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan pejabat administrasi lainnya akan menuju ke Timur Tengah akhir bulan ini.

Kunjungan tersebut untuk memberi pengarahan singkat kepada diplomat di lima negara mengenai bagian ekonomi dari proposal perdamaian Amerika Serikat (AS) antara Israel dan Palestina.

Kushner, yang merupakan menantu Presiden Donald Trump, akan bergabung dengan utusan AS untuk Timur Tengah Jason Greenblatt, utusan AS untuk Iran Brian Hook dan pejabat administrasi lainnya yang telah bekerja pada bagian ekonomi dari rencana tersebut. Beberapa negara yang akan disinggahi dan telah dikonfirmasi antara lain Oman, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.

"Pemberhentian lain dapat ditambahkan dalam perjalanan," menurut pejabat Gedung Putih, dilansir dari AP News, Jumat (8/2).

Rencana tersebut mencakup proposal pengembangan ekonomi untuk Palestina, diperkirakan infrastruktur utama dan pekerjaan industri, khususnya di Gaza. 

Sementara itu, rencana untuk bisa atau bahkan melewati gerbang awal, diperlukan setidaknya awal pembelian baik dari Israel dan Palestina serta dari negara-negara Teluk Arab, yang menurut para pejabat akan diminta secara substansial membiayai bagian ekonomi.

"Kushner akan berpartisipasi pada Kamis (14/2) di Warsawa dalam sebuah diskusi untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina," kata seorang pejabat senior Gedung Putih.

Selama diskusi dengan Borge Brende, Presiden World Economic Forum, ia diharapkan memberikan informasi terbaru tentang upaya perdamaian dan apa yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam beberapa pekan dan bulan mendatang. 

Di Warsawa, Kushner akan menghadiri pertemuan, sebagaimana Menteri Luar Negeri Mike Pompeo katakan akan fokus pada stabilitas Timur Tengah dan upaya untuk menjaga Iran dari pengaruh yang tidak stabil di kawasan itu.

Para pejabat tidak berwenang untuk secara terbuka mengungkapkan rincian perjalanan dan hanya berbicara dengan syarat anonimitas. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement