Senin 25 Mar 2019 13:15 WIB

Trump akan Tanda Tangani Dokumen Akui Golan Wilayah Israel

Penandatanganan dokumen pengakuan Donald Trump dilakukan saat kunjungan Netanyahu.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: KEVIN LAMARQUE/REUTERS
Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menandatangani dokumen resmi atas dukungan kepada kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan di hadapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (25/3) waktu setempat.

"Besok, Presiden Trump, di hadapan PM Netanyahu, akan menandatangani sebuah dekrit yang mengakui kedaulatan Israel atas Golan," kata Pejabat di Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz melalui Twitter seperti dilansir Anadolu Agency, Senin.

Baca Juga

Trump akan menyambut Netanyahu untuk perundingan dua hari di Gedung Putih menjelang pemilihan parlemen Israel yang akan diadakan 9 April. "Hubungan Israel-AS lebih dekat dari sebelumnya," kata Katz.

Pada Kamis lalu, Trump mengatakan sudah waktunya bagi AS untuk sepenuhnya mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Pengumuman tersebut memicu kecaman dan kritik besar dari seluruh dunia, termasuk Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa (UE), Turki, dan banyak negara lainnya.

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama Perang Enam Hari 1967. Israel kini menempati sekitar dua pertiga dari Dataran Tinggi Golan yang lebih luas sebagai akibat dari konflik. Mereka pindah untuk secara resmi mencaplok wilayah itu pada 1981. Tindakan tersebut merupakan suatu tindakan dengan suara bulat ditolak pada saat itu oleh Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, Dewan Hak Asasi Manusia PBB, UE, Turki, dan banyak negara lain bersuara menentang pendudukan Israel atas Dataran Tinggi Golan di Suriah.

Netanyahu dijadwalkan tiba di Washington untuk menghadiri konferensi The American Israel Public Affairs (AIPAC), salah satu kelompok terkuat lobi AS. Konferensi tersebut membahas soal kebijakan Amerika-Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement