REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah pesawat yang membawa jamaah haji asal Indonesia terjatuh di sebuah perkebunan di Sri Lanka pada 15 November 1978. Dalam kecelakaan itu, 183 jamaah dan awak pesawat yang hendak pulang ke Tanah Air, tewas.
Seperti dilansir di History, Icelandic Airlines DC-8 telah disewa oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk membawa para jamaah kembali ke Indonesia dari Makkah. Penerbangan itu dijadwalkan lepas landas dari Bandara Jeddah di Arab Saudi dan mendarat di Bandara Surabaya di Indonesia.
Pesawat akan terlebih dahulu transit di Sri Lanka untuk mengisi bahan bakar dan membawa awak baru. Penerbangan berjalan dengan lancar sampai mulai mendekati Bandara Kolombo di Katunayake, Sri Lanka.
Pukul 10.53 waktu setempat, pilot DC-8 meminta penggunaan landasan pacu 22 dan memulai pendekatan ILS (instrumen pendaratan) normal. Namun 30 menit kemudian, pesawat itu jatuh ke perkebunan karet dan kelapa di dekat bandara.
Investigasi mendetail mengenai kecelakaan itu dengan menggunakan perekam suara dan data mengungkapkan, pilot telah membuat beberapa kesalahan kecil, namun krusial. Ketika pesawat memulai pendekatannya, pilot gagal menerima informasi dari menara kontrol dan tidak menghitung ketinggian pada saat turun.
Dalam sebagian besar keadaan, kegagalan untuk memantau tingkat ketinggian pesawat tidak akan mempengaruhi penerbangan. Namun, pesawat itu benar-benar turun terlalu cepat ketika sampai di landasan.
Pada titik ini, altimeter pesawat seharusnya mengeluarkan peringatan, tetapi salah dipasang untuk membuat peringatan keselamatan pada ketinggian 150 kaki, bukan 250 kaki. Jadi, pada saat pilot menyadari bahwa penurunan mereka terlalu cepat, sudah terlambat untuk membatalkan pendaratan.
Pesawat itu menabrak bagian atas beberapa pohon kelapa dan kemudian menabrak ladang pepohonan karet. Meskipun badan utama pesawat tetap utuh, terjadi ledakan yang memicu munculnya bola api raksasa.
Lima unit pemadam kebakaran segera dikirim ke lokasi kecelakaan, tetapi mereka sulit mendekati pesawat karena kepadatan pohon karet. Sebanyak 175 penumpang dan delapan awak pesawat tewas saat kebakaran terjadi.
Sedikitnya 32 orang lainnya menderita luka serius. Namun, bagian depan kabin utama tidak terbakar oleh api, yang memungkinkan 47 penumpang lainnya untuk menyelamatkan diri.