REPUBLIKA.CO.ID, Pada 10 Januari 1946, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terdiri dari 51 negara, mengadakan pertemuan pertama di Westminster Central Hall di London, Inggris. Satu pekan kemudian, Dewan Keamanan PBB juga bertemu untuk pertama kalinya untuk menetapkan aturan prosedurnya.

Kemudian, pada 24 Januari, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi pertamanya. Resolusi itu menyerukan penggunaan energi atom secara damai serta penghapusan senjata atom dan senjata pemusnah massal lainnya.

Dilansir di History, sebelumnya, pada 1944, dalam konferensi Dumbarton Oaks di Washington, D.C., delegasi sekutu merancang pembentukan organisasi pascaperang. Tujuan dari organisasi tersebut adalah untuk menjaga perdamaian dan keamanan di dunia.

Organisasi itu memiliki otoritas yang jauh lebih besar atas anggotanya daripada Liga Bangsa-Bangsa yang telah mati. Liga Bangsa-Bangsa telah gagal dalam upayanya mencegah pecahnya Perang Dunia II.

Pada April 1945, saat Eropa tengah merayakan kemenangan perang, delegasi dari 51 negara bertemu di San Francisco untuk menyusun rancangan Piagam PBB. Pada 26 Juni, dokumen itu ditandatangani oleh para delegasi.

Akhirnya, pada 24 Oktober dokumen itu secara resmi diratifikasi oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan dan mayoritas penandatangan lainnya. 24 Oktober ditetapkan sebagai hari berdirinya PBB.

Ikuti Whatsapp Channel Republika