Kamis 17 Mar 2016 17:48 WIB

Duta Besar Inggris Takjub dengan Wanita Jilbab di Indonesia Bawa Motor

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.
Foto: dok gov.uk
Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengalaman Duta Besar Inggris untuk Indonesia, melihat perempuan berhijab mengendarai sepeda motor, saat baru tiba di negara ini tak bisa terlupakan. Kala itu, Moazzam Malik benar-benar heran melihat perempuan dengan mengenakan hijab bisa dengan santai mengendarai sepeda motornya di jalanan.

"Saat itu saya foto, dan kirim ke anak perempuan saya. Hal itu menurut saya bisa menjadi inspirasi. Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti itu di Inggris, India, Pakistan apalagi Timur Tengah," ujar Moazzam  kepada wartawan di sela-sela acara diskusi peringatan Hari Perempuan Internasional yang diselenggarakan Kedutaan Inggris dan Selandia Baru di Senayan, Jakarta, Kamis (17/3).

Pengalaman itu menurutnya sangat membekas dan menginspirasi. Dari sana Inggris bisa belajar soal kesetaraan gender dengan Indonesia.

Langkah lebih lanjut dari pemerintah Indonesia untuk mendukung kesetaraan perempuan menurutnya ditunjukkan dengan keikutsertaan Presiden Joko Widodo dalam mendukung kampanye 'He For She'. Kampanye ini menyuarakan dukungan pria untuk kesetaraan perempuan.

Preside Joko Widodo merupakan satu-satunya presiden di Asia Tenggara yang sudah ikut mengkampanyekan hal tersebut. Menurut Moazzam di samping komitmen Jokowi terhadap kampanye 'He For She', pemerintah Indoneia memiliki komitmen penting untuk memberdayakan perempuan dalam segala aspek. Seperti misalnya memberikan kesempatan perempuan untuk lebih berperan di parlemen dan politik.

 "Saya sangat senang Presiden Jokowi merupakan salah satu pengkampanye He For She. Saya harap dengan begitu bisa mendorong laki-laki lainnya di Indonesia untuk mendukung kampanye persamaan hak perempuan," katanya.

Di Inggris sendiri banyak hal menurut Moazzam telah dilakukan di dalam parlemen dan legislasi, politik hingga bisnis untuk mendukung kesetaraan ini. Menurutnya, Inggris merupakan salah satu negara pertama yang memberikan kesempatan perempuan berperan dalam politik dan parlemen.   "Kita punya sejarah panjang untuk perjuangan hak-hak perempuan," ujar Moazzam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement