REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Jumlah korban tewas serangan bom Baghdad mencapai lebih dari 200 jiwa, termasuk anak-anak. Ini menyebabkan kemarahan atas kegagalan pemerintah melindungi warga sipil di negara tersebut.
Dilansir Aljazirah, Selasa (5/7), ledakan kuat terjadi pada Ahad (3/7) mendekati akhir bulan Ramadhan di jalan-jalan penuh warga di pusat perbelanjaan di Karada, Baghdad. Korban tewas akibat ledakan di Karada terus meningkat hingga mencapai lebih dari 200 orang pada Senin (4/7) pagi. Ada kekhawatiran jumlah korban akan bertambah mengingat mayat korban lainnya masih terus ditarik keluar dari puing-puing.
Ratusan korban juga luka-luka setelah sebuah truk penuh bahan peledak meledak di sebuah pusat perbelanjaan sibuk pada jam-jam setelah buka puasa. Dalam pernyataan yang diedarkan secara online, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan. ISIS mengklaim pengebom bunuh diri menyerang kerumunan.
Sejumlah laporan yang saling bertentangan tentang penyebab ledakan. Beberapa sumber mengatakan itu bom, sementara kementerian dalam negeri mengatakan hal itu disebabkan oleh kebakaran yang tak disengaja.
Namun pengeboman di Karada adalah yang paling mematikan di negara itu tahun ini. Serangan datang setelah pasukan Irak akhir bulan lalu merebut Fallujah dari ISIS.