Senin 04 Dec 2017 09:22 WIB

Kelompok Kurdi: Deir Az-Zour Telah Bebas dari ISIS

Warga Irak terlantar di wilayah Kurdi. Mereka sulit kembali ke rumah lantaran dihalangi kelompok ISIS.
Foto: AP
Warga Irak terlantar di wilayah Kurdi. Mereka sulit kembali ke rumah lantaran dihalangi kelompok ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) pada Ahad (3/12) mengumumkan pembebasan pinggir timur Deir Az-Zour di Suriah Timur dari ISIS.

Di dalam satu pernyataan, YPG mengatakan pasukannya telah membebaskan daerah di sisi timur Sungai Eufrat dengan dukungan koalisi anti-teror pimpinan AS dan pasukan Rusia.

Kelompok itu menyampaikan terima kasih kepada Amerika Serikat dan Rusia atas dukungan mereka guna menghapuskan kehadiran petempur ISIS di sisi timur Provinsi Deir Az-Zour. Itu adalah untuk pertama kali kelompok Kurdi tersebut menyampaikan terima kasih kepada Rusia atas dukungannya.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang dipimpin oleh YPG, memulai operasinya melawan ISIS di pinggir timur Deir Az-Zour pada September. Sementara itu, militer Suriah bergerak maju di pinggir Kota Al-Bukamal di pinggir tenggara Deir Az-Zour di dekat perbatasan Irak, sebagai bagian dari operasinya untuk mengusir petempur ISIS ke luar Provinsi Deir Az-Zour.

Deir Az-Zour telah menjadi Ibu Kota Ekonomi buat ISIS, dan militer Suriah telah melucuti kubu penting kelompok fanatik itu di sana, terutama Ibu Kota Deir Az-Zour dan Kota Al-Mayadeen serta Al-Bukamal, yang strategis.

Pasukan Pemerintah Suriah dan SDF secara terpisah telah memerangi anggota ISIS di Deir Az-Zour. Koordinasi tampak dilakukan oleh Amerika Serikat, pendukung utama kelompok Kurdi tersebut, dan Rusia, sekutu utama pasukan Pemerintah Suriah.

Pada Kamis (30/11), Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan ia berencana memperpanjang pembicaraan perdamaian Suriah, pimpinan PBB sampai 15 Desember. Babak baru pembicaraan, yang dimulai pada Selasa, mulanya dijadwalkan ditutup pada 1 Desember.

De Mistura menggambarkan pembicaraan pada pekan lalu tersebut sebagai profesional dan serius ketika ia berbicara dalam taklimat mengenai pembicaraan antar-Suriah yang dimulai di Jenewa dengan harapan rendah mengenai hasilnya. De Mistura juga menggambarkan suasana pembicaraan sebagai berbeda dari suasana sebelumnya pada kedua pihak.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement