REPUBLIKA.CO.ID, Desa ini bernama Desa Dzi ‘Ain terletak di jalan yang menghubngan Kota Sarat dan Tuhama, Arab Saudi ini telah ditinggalkan penghuninya selama lebih dari empat dekade dan menjadi desa mati kurang lebih selamam 40 tahun.
Desa ini terkenal dengan keberadaan mata air yang mengalir jernih. Inilah mengapa desa yang kaya dengan kebudayaan dan tradisi klasik Saudi ini dinamakan dengan Dzi ‘Ain yang bermakna pemilik mata air.
Tak heran jika kawasan ini terkenal subur dan ditumbuhi beragam tanaman. Selain itu, yang paling mencolok dari Desa Dzi ‘Ain adalah corak bangunan di kawasan ini sangat khas dan tradisional. Rumah-rumahnya dibangun di atas perbukitan dengan fondasi batu-batu cadas.
Belakangan, setelah ditinggalkan lebih dari empat dekade oleh warganya dan terancam punah, desa ini akan kembali dihidupkan melalui sebuah proyek ambisius dari Pangeran Sultan bin Salman, Kepala Lembaga Pariwisata dan Peninggalan Nasional.
Salah satu sudut Desa Dzi 'Ain
“Desa ini nyaris punah jika tanpa ada proyek rekonstruksi ulang,” kata salah seorang pejabat setempat, Yahya Arif, kepada Alarabiya, beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan jika desa ini akan didaftarkan sebagai warisan budaya dunia berupa benda ke UNESCO tahun ini. Bahkan Saudi telah mempersiapkan desa ini sebagai salah satu destinasi wisata yang mengandalkan sisi tradisionalitas.