Senin 11 Feb 2019 08:56 WIB

Perang Sengit, Pemimpin ISIS Baghdadi Hendak Dikudeta

Pengawal al-Baghdadi disebut berhasil patahkan upaya kudeta.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Abu Bakar al-Baghdadi
Abu Bakar al-Baghdadi

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, BAGHOUZ -- Seorang saksi mata mengungkapkan upaya kudeta pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi. Menurut saksi, milisi asing yang melakukan upaya penggulingan itu kalah dalam pertempuran dua hari oleh pengawal Baghdadi. Mereka akhirnya dilumpuhkan dan dieksekusi.

Saksi mata mengungkapkan kisah tersebut setelah berhasil diselundupkan keluar dari sebuah desa yang dikuasai ISIS.

Serangan terhadap Baghdadi terjadi di Keshma, desa tetangga Baghouz pada September lalu atau tiga bulan sebelum intelijen Suriah yakin upaya kudeta tersebut terjadi.

Ia mengaku melihat Baghdadi sedang di Keshma. Terjadi perang sangat intens di daerah tersebut. Milisi asing itu banyak berasal dari Tunisia. 

"Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, dia sedang di Keshma dan pada bulan September Khawarij mencoba menangkapnya, perangnya sangat intens, mereka menggali lubang antar rumah-rumah, kebanyakan dari mereka orang Tunisia dan banyak dari mereka yang terbunuh," kata saksi mata tersebut Jumah Hamdi kepada the Guardian, Senin (11/2). 

Baca juga, Pasukan SDF Kurdi Masuki Pertempuran Akhir Lawan ISIS.

Hamdan mengatakan setelah upaya kudeta tersebut gagal Baghdadi pindah ke Baghouz. Dari sana ia melarikan diri ke gurun pada Januari. Pernyataan ini didukung oleh pejabat-pejabat senior setempat yang mengatakan kemungkinan Baghdadi masih Baghouz.

Pejabat senior militer Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) mengatakan pasukan asing ISIS setempat bergabung dalam serangan tersebut termasuk yang dari Alzair dan Maroko. "Itu pertempuran yang berat dan mereka telah mengeksekusi yang kalah," kata komandan SDF yang memakai nama samaran Adnan Afrini.

Afrini yang memimpin pertempuran di front Baghouz juga mengatakan kudeta itu dilakukan pada pertengahan September. Operasi yang sangat serius dengan tujuan untuk menangkap dan membunuh Baghdadi. "Kami kira ia tidak lagi di kota sekarang," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement