REPUBLIKA.CO.ID, BAGHOUZ – Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) bergerak perlahan ke kantong terakhir ISIS di Suriah timur. Tujuannya untuk menghindari para penembak jitu dan ranjau darat.
Pesawat-pesawat tempur terbang di atas Baghouz, yakni sekelompok rumah di tepi sungai Eufrat yang terletak di perbatasan Irak. Di sana para pejuang ISIS masih bertahan.
Kekalahan ISIS di Baghouz akan menandai tonggak sejarah dalam kampanye melawan kelompok jihadis.
Ini mengakhiri kontrolnya atas wilayah berpenduduk di Irak serta Suriah yang tiba-tiba diperluas pada 2014.
Hanya saja tampaknya akan terus meningkatkan ancaman keamanan yang kuat dengan serangkaian serangan pemberontak di kedua negara.
Dilansir Reuters, Selasa, (12/3), Komandan Senior milisi yang didukung AS tersebut, Adnan Afrin, mengatakan Pasukan Demokrat Suriah (SDF) telah melakukan kemajuan melanjutkan serangannya pada Ahad malam lalu yang menewaskan dan melukai banyak pejuang jihad.
SDF melanjutkan dengan operasi pada Senin berbarengan dengan serangan udara koalisasi, namun Afrin menjelaskan, kemajuan itu cukup lambat sebab SDF ingin menyelesaikan kampanye dengan kerugian minimal.
Sementara, pejuang ISIS mencoba melakukan empat serangan bunuh diri. Serangan itu menyebabkan satu pejuang SDF tewas dan empat lainnya luka.
SDF telah menahan diri dari serangan penuh selama beberapa pekan terakhir menyusul keluarnya ribuan orang dari markas ISIS. termasuk pejuang yang menyerah, pendukung ISIS, beberapa warga sipil, serta beberapa tawanan kelompok itu.
Pada Ahad malam lalu, serangan kembali digelar karena tak ada lagi warga sipil dari markas ISIS tersebut.