REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Angkatan bersenjata Turki dan Rusia diketahui mulai melakukan patroli independen yang terkoordinasi pertama di Suriah Utara, Selasa (26/3) waktu setempat. Hal itu disampaikan oleh pihak Kementerian Pertahanan Turki. Selain itu, ditegaskan pula tentang upaya gencatan senjata di wilayah Tal Rifaat, Suriah.
"Dalam kerangka perjanjian sebelumnya, Angkatan Bersenjata Turki dan Angkatan Bersenjata Rusia melakukan patroli independen, namun tetap terkoordinasi pertama untuk mencapai gencatan senjata, memberikan stabilitas di wilayah Tal Rifat, dan mencegah serangan terhadap elemen kami," demikian pernyataan kementerian tersebut melalui Twitter resminya, Selasa (26/3).
Tal Rifaat dikendalikan terutama oleh pasukan pimpinan Kurdi. Wilayah itu terletak 20 kilometer sebelah timur Afrin, yang sudah terlebih dahulu berada di bawah kendali pasukan Turki. Sebelumnya, Ankara telah berhasil dengan operasi militer 'Operation Olive Branch terhadap milisi YPG pada 2018.
Turki menganggap YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berupaya membentuk negara Kurdi independen. Bagi Ankara, mereka adalah pemberontak bersenjata sehak tahun 1970-an.
Laman Daily Sabah menuliskan, rute patroli meliputi enam titik yakni Kafr Lusin dan Al-Dana, distrik utara Idlib; Kota Atarib di sebelah barat kota Aleppo; dan kota Qammari, Qanater dan Al-Eiss di barat daya kota Aleppo. Dalam kerangka perjanjian Astana, Turki saat ini memegang 12 titik pengamatan gencatan senjata di zona de-eskalasi Idlib sementara Rusia memiliki 10 titik.
Sebuah perjanjian dimulai pada Desember 2016 oleh Turki, Rusia dan Iran. Ketiga negara meletakkan dasar bagi kerja sama tripartit mereka pada penyelesaian damai di Suriah yang dikenal sebagai perjanjian Astana. Turki dan Rusia juga menandatangani perjanjian Sochi pada September tahun lalu untuk mengurangi ketegangan dan menghindari konflik baru di provinsi Idlib.
Pada awal Maret, Angkatan bersenjata Turki telah memulai patroli di kota Idlib, Suriah Barat Laut. Patroli di zona de-eskalasi Idlib didasarkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Sochi pada 14 Februari 2019 dari negara-negara penjamin seperti Turki, Rusia, dan Iran.