Kamis 24 Mar 2011 13:14 WIB

Kanada Keluarkan Larangan Impor Makanan Jepang

Produk makanan impor asal Jepang di Indonesia.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Produk makanan impor asal Jepang di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA - Kanada pada Rabu (23/3) mengumumkan bahwa pihaknya telah melarang ketat impor makanan dari daerah-daerah sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Jepang yang rusak dan mengalami kebocoran radiasi, kata para pejabat. Larangan-larangan itu dikenakan pada produk-produk susu, buah-buahan dan sayuran dari empat prefektur Jepang pada saat ketakutan makanan tercemar radiasi terus berkembang di seluruh dunia.

"Produk-produk ini tidak akan diizinkan masuk ke Kanada tanpa dokumentasi verifikasi keamanan yang bisa diterima," kata pernyataan Badan Pemeriksaan Makanan Kanada (CFIA). Amerika Serikat, Australia dan Hong Kong telah membatasi impor susu dan sayuran, dan Perancis menyerukan kepada Uni Eropa untuk melakukan hal yang sama, sedangkan Jepang sedang menguji air laut untuk mengukur dampak pada kehidupan laut.

Jepang memerintahkan penghentian konsumsi dan pengiriman produk pertanian yang tumbuh dekat PLTN Fukushima, yang dilanda gempa kuat dan tsunami pada 11 Maret, memicu ledakan dan kebakaran di fasilitas nuklir itu. Tes-tes kementerian kesehatan Jepang menemukan banyak peningkatan kadar yodium dan cesium.

Pembatasan Kanada adalah khusus untuk prefektur Jepang Fukushima, Gunma, Ibaraki, dan Tochigi. "Setiap produk berpotensi terkontaminasi akan dimusnahkan sesuai dengan protokol Komisi Keselamatan Nuklir Kanada," kata pernyataan.

"Mengingat perkembangan situasi di Jepang, langkah ini akan disesuaikan, sebagaimana yang dijaminkan, untuk menjamin pasokan makanan Kanada tetap dilindungi," katanya menambahkan.

CFIA mengatakan pihaknya "mengakui bahwa pemerintah Jepang sudah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini dan kami akan terus memberikan dukungan kepada upaya-upaya mereka." Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA) mengatakan pihaknya secara rutin memantau tingkat radioaktivitas dalam kontainer-kontainer yang dikirimkan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement