Jumat 25 Mar 2011 08:44 WIB

IAEA: Radioaktif Terendus 30 KM Lepas Pantai Jepang

Reaktor Nuklir Fukushima
Reaktor Nuklir Fukushima

REPUBLIKA.CO.ID, WINA - Beberapa ilmuwan Jepang telah menemukan konsentrasi terukur radioaktif iodine-131 dan caesium-137 di sampel air laut yang diambil 30 kilometer dari daratan, kata pengawas nuklir PBB, Kamis (24/3).

"Konsentrasi Iodine berada pada atau di atas batas peraturan Jepang, dan tingkat caesium berada di bawah batas itu," kata Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

Pemerintah Jepang telah memberi badan yang berpusat di Wina tersebut data dari sampel yang dikumpulkan pada 22-23 Maret, setelah mendeteksi keberadaan iodine dan caesium di air di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir yang lumpuh di Fukushima.

Dalam upaya keras untuk mendinginkan reaktor di pembangkit listrik tersebut dan kolam bahan bakar bekasnya, para pekerja telah menyemprotkan atau menimbun air laut ke pembangkit listrik itu. Para pejabat telah mengatakan sebagian air turun lagi ke laut.

Pemerintah Jepang memeriksa air laut di lepas pantai dari lokasi pembangkit listrik tersebut untuk memeriksa tingkat radiasi awal pekan ini, tapi menegaskan tingkat yang bertambah dan sudah terdeteksi tak perlu menimbulkan kekhawatiran.

IAEA menyatakan satu kapal dari Badan Teknologi dan Sains Laut-Bumi telah "mengumpulkan sampel air di beberapa tempat yang berjarak 30 kilometer dari garis pantai dan menemukan konsentrasi terukur iodine-131 dan caesium-137".

Tiga pekerja di pembangkit listrik itu, katanya, telah terpajan terhadap "tingkat yang bertambah" radiasi. Lembaga tersebut memberi perincian mengenai satu kejadian yang dilaporkan pada Kamis (24/3) di Jepang.

"Ketika orang itu sedang bekerja di bangunan turbin reaktor Unit 3 dan telah terkena dosis radiasi dalam ukuran 170-180 millisieverts," katanya. Ditambahkannya, dua di antara mereka dibawa ke rumah sakit untuk dirawat karena "kakinya terkontaminasi parah".

"Pekerja tersebut telah bekerja selama sekitar tiga jam dan mengadakan kontak dengan air yang terkontaminasi," demikian isi pernyataan IAEA.

Dosis rata-rata buat seorang pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir ialah 50 millisieverts dalam waktu lima tahun. Operator Fukushima telah menaikkan batas itu buat pekerja darurat jadi 100 millisieverts per jam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement