REPUBLIKA.CO.ID, Jumlah korban gempa dan tsunami Jepang terus menunjukkan angka signifikan. Setidaknya menurut laporan Koran Kyodo, Jumat (25/3) dalam dua minggu usai bencana menggulung Jepang korban jiwa mencapai sepuluh ribu. Badan Kepolisian Nasional, bertanggung jawab untuk mengumpulkan statistik atau jumlah korban dari prefektur yang tingkat keguncangan gempanya berbeda, namun tidak dapat segera mengkonfirmasi angka tersebut.
Ada kekhawatiran yang jauh lebih tinggi dari bencana, yang rata-rata hampir seluruh kota di sepanjang pantai Pasifik dari pulau utama negara Honshu. Dalam Surat laporan kemarin, Badan Kepolisian Nasional mengatakan bahwa 9.811 orang telah dikonfirmasi tewas dan 17.541 resmi hilang.
Sehingga totalnya mencapai 27.352 hingga pukul 9 malam waktu setempat. Sebanyak 2779 orang terluka.
Gempa tersebut telah menjadi bencana alam paling mematikan di Jepang sejak Gempa Besar Kanto pada 1923 lalu. Gempa tersebut menewaskan lebih dari 142.000 orang. Ratusan ribu orang telah mengungsi dari rumah mereka dan berlindung di fasilitas darurat.