REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS--NATO telah menunjuk seorang jendral bintang tiga Kanada, Letnan Jenderal Charles Bouchard, untuk memimpin operasi NATO di Libya, melaksanakan zona larangan terbang dan embargo senjata yang dimandatkan oleh PBB, menurut seorang pejabat aliansi itu, Jumat.
Bouchard juga akan mengambil komando seluruh serangan militer untuk melindungi warga sipil dari tentara yang setia pada Muamar Qaddafi, ketika dan jika aliansi yang memiliki 28 anggota itu mengambil pimpinan seluruh serangan di Libya dari koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Koalisi yang diluncurkan oleh Inggris, Prancis dan AS memulai serangannya enam hari lalu dengan beberapa anggota koalisi, cemas melihat NATO menerima kepimpinan secepat mungkin.
Keengganan untuk terlibat dalam serangan oleh satu-satunya anggota Muslim dalam NATO, Turki, dan juga kekhawatiran akan kepemimpinan politik serangann itu disampaikan oleh Prancis, yang menghalangi pengalihan komando tersebut.
Setelah beberapa hari pembicaraan penuh, mereka Kamis menghasilkan perjanjian NATO akan melaksanakan zona larangan terbang sementara mengekang diri dari aksi serangan. Para duta besar aliansi itu diperkirakan akan bertemu lagi Ahad untuk berusaha mencapai keputusan mengenai apakah akan mengambil pimpinan semua operasi.
Bermarkas di Komando Pasukan Gabungan Sekutu NATO di Naples, serangan di Libya itu diberi nama sandi "Operasi Unified Protector". Di Ottawa sebelumnya, Menhan Peter MacKay mengatakan Kanada telah menunggu pencalonan pejabatnya yang bermarkas di Naples bagi pasukan itu.