REPUBLIKA.CO.ID, London - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Ban Ki-moon, akan menghadiri pertemuan di London (Inggris) pada Selasa mendatang (29/3) untuk membicarakan aksi militer koalisi terhadap Libya, demiikian laporan dari kantor Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron.
PM Qatar, Hamed bin Jaasem, juga akan mengambil bagian dalam pertemuan di ibukota Inggris itu, Downing Street mengatakan dalam satu pernyataan Sabtu setelah Cameron berbicara melalui telpon dengan kedua orang tersebut.
"Dalam pembicaraan telponnya, PM Cameron mengatakan bahwa ia mengharapkan konferensi itu akan mengumpulkan sekelompok luas negara yang memiliki komitmen pada masa depan yang lebih baik bagi rakyat Libya," katanya.
Pernyataan itu mengatakan, Cameron juga ingin konferensi itu mengirim "pesan tegas" bahwa masyarakat internasional akan terus melaksanakan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di Libya.
Para utusan juga akan membicarakan rencana untuk "memenuhi kebutuhan kemanusiaan rakyat Libya", pernyataan itu menambahkan.
Cameron berterima kasih pada pemimpin Qatar setelah negara itu menjadi negara Arab pertama yang mengerahkan pesawat perang untuk melaksanakan zona larangan terbang menurut resolusi itu, katanya.
Inggris telah mengundang sekutu-sekutunya dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Liga Arab, Uni Afrika dan negara-negara regional ke konferensi itu, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (enlu AS), Hillary Clinton, telah mengatakan akan hadir.
Pertemuan itu akan terjadi dengan ketidaktentuan berlanjut mengenai tujuan koalisi dan struktur komando, dengan NATO merencanakan untuk mengambil komando operasi militernya dari AS, sebagai latar belakang.
Menlu Inggris, William Hague, mengatakan awal pekan ini bahwa para peserta akan membentuk "kelompok kontak negara-negara" guna memajukan upaya untuk menghentikan pasukan Muamar Gaddafi membunuh warga sipil.